Hidayatulah.com–Dalam konferensi pers di Abu Dhabi Rabu (20/4), menteri luar negeri Uni Emirat Arab menegaskan bahwa Iran harus menghormati persatuan dan kedaulatan negar-negara Teluk dan tidak ikut campur dalam urusan mereka.
Pernyataan Abdullah bin Zayed Al-Nahayan itu menandai berakhirnya pertemuan tahunan ke-21 tingkat menteri negara-negara Teluk dan Uni Eropa. Uni Emirat mendapat giliran untuk memimpin Dewan Kerjasama Teluk.
Dalam konferensi pers tersebut juga hadir Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton.
“Saya berusaha untuk memilih kata-kata dengan hati-hati. Saya tidak ingin bertindak seperti beberapa pejabat Iran yang melemparkan ucapan mereka dengan cara kasar dan tidak pantas,” sindir Abdullah.
Ketegangan terjadi antara negara Teluk dan Iran terkait pengiriman pasukan regional mereka ke Bahrain untuk mengatasi unjuk rasa yang dipicu kelompok Syi’ah.
Sebuah pernyataan bersama negara-negara Teluk dan Uni Eropa yang dikeluarkan usai pertemuan hari Rabu itu mendukung pengiriman pasukan Arab ke Bahrain, sebagaimana yang diminta oleh penguasa Bahrain sendiri.
Seakan menegaskan keputusan yang diambil oleh negara Teluk dan Uni Eropa ersebut, Ashton mengatakan kepada para wartawan, “Saya baru saja menghadiri peremuan dengan Yang Mulia Raja Bahrain. Kami mendiskusikan pentingnya dialog, memenuhi aspirasi daripada rakyat Bahrain dan …. penghormatan terhadap HAM.” *