Hidayatullah.com– Saiful-Adil akhirnya terpilih sebagai pemimpin karteker organisasi Al Qaidah menggantikan Usamah bin Ladin yang dikabarkan tewas pada 1 Mei silam.
Terpilihnya mantan perwira pasukan khusus Mesir itu memicu friksi. Sebab, sebelumnya yang santer disebut bakal menggantikan Usamah adalah orang nomor dua di Al Qaidah Ayman al-Zawahiri. Dalam struktur baru itu, jabatan Zawahiri malah “diturunkan” hanya sebagai semacam direktur hubungan internasional.
Padahal, dukungan kepada Zawahiri yang dikenal sebagai orang terdekat Usamah dan juga tokoh paling senior di Al Qaidah itu sudah sangat luas. Pekan lalu, misalnya, para pemimpin Al Qaidah di Iraq dan Yaman secara terbuka menyatakan berada di belakang pria Mesir berusia 59 tahun itu. Diperkirakan, para pendukung Zawahiri itu bakal sulit menerima kepemimpinan Adil meski hanya interim alias sementara.
Kabar terpilihnya Adil itu dilansir CNN berdasar keterangan Noman Benotman, mantan mujahiidin yang pernah memimpin Pejuang Islam Libya, kelompok di Libya yang berafiliasi dengan Al Qaidah, dan kini bermukim di London, Inggris. Benotman mendapatkan informasi tersebut berdasar kontaknya dengan para jihadis melalui forum internet.
Harian The News, Pakistan, sebagaimana dikutip AFP kemarin (18/5), membenarkan bahwa kabar tersebut berdasar sumber di Al Qaidah yang tidak disebutkan namanya. Tidak disebutkan siapa persisnya yang memilih pria yang oleh AS dimasukkan daftar teroris paling dicari dan informasi tentangnya dihargai USD 5 juta (sekitar Rp 42,5 miliar) tersebut. Pemilihan itu dikatakan hanya dihelat di sebuah tempat yang dirahasiakan.
“Penunjukan Saiful-Adil hanya sebagai pemimpin karteker ini mungkin sebuah pancingan dari Al Qaidah untuk mengetahui bagaimana reaksi para anggota dan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengannya jika dipimpin seseorang dari luar Jazirah Arab,” kata Benotman kepada CNN kemarin (18/5).
Reaksi keras itu tampaknya segera bermunculan. Pekan lalu Abu Bakar al-Baghdadi yang baru saja dilantik Zawahiri sebagai Ketua Negara Islam Iraq (ISI), kelompok yang berafiliasi dengan Al Qaidah, secara tegas menyebut Zawahiri sebagai pemimpin baru Al Qaidah.
“Kepada seluruh saudara saya di Al Qaidah yang dipimpin Ayman al-Zawahiri, teruslah berjuang dengan restu Tuhan dan berbahagialah Anda semua memiliki saudara seiman di Negara Islam Iraq,” kata Baghdadi sebagaimana dikutip The Guardian.
Pernyataan senada juga disampaikan tokoh senior Al Qaidah di Semenanjung Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman, Rashad Mohammed Saeed Ismail. “Ayman al-Zawahiri adalah kandidat terbaik (untuk memimpin Al Qaidah). Semua sayap Al Qaidah akan mendukung dia dan semua gerakan jihad sepenuhnya memercayai dia,” ujar Ismail.
Evan Kohlmann, seorang peneliti yang mengkhususkan diri pada forum-forum kelompok jihad di internet, juga membenarkan bahwa Zawahiri sudah diakui sebagai pemimpin Al Qaidah. “Sejumlah jihadis sudah menyebut Al Qaidah sebagai “jund al-Ayaman” yang artinya tentara Ayman”, katanya sebagaimana dikutip The Guardian.
Hingga tadi malam, belum ada respons dari Saiful-Adil alias Muhammad Ibrahim Makkawi terkait terpilihnya dia sebagai pemimpin Al Qaidah. Begitu juga halnya soal kemungkinan resistensi yang bakal dihadapinya.
Seperti halnya Zawahiri, Adil yang diperkirakan berusia menjelang setengah abad itu juga dekat dengan Usamah karena pernah sama-sama berjuang melawan pendudukan Uni Soviet di Afghanistan. Dia keluar dari Afghanistan setelah Taliban jatuh pada 2001 dan ditangkap di Iran. Tetapi, sejak setahun terakhir, pria yang dikenal sebagai pakar strategi militer tersebut diyakini sudah kembali ke Pakistan.
Terpilihnya Adil itu juga tidak terlepas dari keengganan anak-anak Usamah mengambil alih kepempinan. Salah seorang yang paling dijagokan, Khaled, juga tewas bersama sang bapak yang diakui Amerika ikut disergap pasukan Navy Seals di Abbottabad, Pakistan. *