Hidayatullah.com–Citigroup Inc mengatakan bahwa serangan peretas yang menerobos sistem perbankan mereka pada bulan Mei lalu mempengaruhi ratusan rekening nasabah mereka.
Menurut pernyataan yang dirilis hari Rabu dan dilansir Reuters (16/6), sejumlah 360.083 rekening kartu kredit North American Citigroup terdampak oleh peristiwa bulan lalu itu. Jumlah tersebut dua kali lebih besar dari yang diperkirakan.
Sebanyak 217.657 nasabah mendapatkan kartu pengganti, sedangkan sisanya kemungkinan sudah tutup atau sudah mendapatkan gantinya lebih dulu, tambah bank itu.
Citigroup sebelumnya melaporkan bahwa sekitar 1% nasabahnya di Amerika Utara terkena serangan yang dilakukan para hacker itu. Laporan tahunan bank menyebut angka 21 juta sebagai jumlah keseluruhan nasabah yang dimilikinya.
“Apa yang seharusnya telah dilakukan Citi atas temuan itu adalah melakukan konferensi pers untuk mengabarkan berita itu, meyakinkan pelanggan bahwa mereka menangani masalah ini dengan sangat serius, dan secara pribadi menghubungi para nasabah yang rekeningnya terkena,” kata Li-May Chew, direktur peneliti di IDC Financial Insight.
“Peretas dunia maya tidak lagi hanya tertarik mencuri uang secara langsung,” kata Edison Yu, manajer industri di konsultan Frost and Sullivan.
“Mereka lebih tertarik mencuri informasi feriferal seperti data rinci kontak dan nomor identitas yang bisa dijual di pasar gelap nantinya,” jelas Yu,
Ditambahkan olehnya bahwa di pasar gelap global untuk informasi alamat email dan nomor identitas nasional sekarang ini laku sekitar 5 milyar dolar. Sehingga para peretas sangat tergiur untuk mencuri informasi itu.
Di Indonesia, rekening nasabah Citibank malah dibobol sendiri oleh pegawainya hingga milyaran rupiah.*