Hidayatullah.com–Turki mengusir duta besar dan para diplomat senior Israel, serta menghentikan sementara perjanjian militernya pada hari Jum’at (02/9), tak lama setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan laporan komisi penyelidiknya mengenai insiden Mavi Marmara.
“Hubungan diplomatik Turki-Israel dikurangi hingga ke tingkat sekretaris kedua. Semua staf yang berada di atas tingkatan itu akan dipulangkan paling lambat hari Rabu,” kata Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoglu dalam konferensi pers di Ankara.
Davutoglu mengatakan, sebagian temuan yang ditulis dalam laporan komisi penyelidik PBB itu patut dipertanyakan, dan Turki tidak mengakui legitimasi blokade atas Gaza.
Sebagimana dilaporkan sebelumnya, komisi penyelidik PBB atas insiden berdarah Mavi Marmara menetapkan bahwa blokade laut yang diterapkan Zionis atas Jalur Gaza adalah sah. Meskipun, saat menghadapi perlawanan para penumpang kapal berbendera Turki itu pasukan komando Israel terbukti menggunakan kekuatan yang berlebihan.
Iring-iringan kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla I dicegat di perairan dekat pantai Gaza, yang masih termasuk perairan internasional, oleh pasukan angkatan laut Israel pada 31 Mei 2011. Sembilan orang warga Turki kehilangan nyawanya dan puluhan penumpang lain terluka.*