Hidayatullah.com–Apa tujuan pemirsa televisi menyaksikan saluran berita? Jawabnya tentu saja untuk mendapatkan informasi terbaru tentang sejumlah isu yang sedang marak. Tapi ternyata, pemirsa raksasa saluran televisi berita di Amerika Serikat, Fox News, justru ketinggalan berita dibanding orang-orang yang tidak menonton berita di televisi.
Laman kelompok independen Democracy Now (22/11/2011) melaporkan, sebuah survei baru oleh Universitas Fairleigh Dickinson mendapati bahwa para penonton stasiun televisi berita Fox News kurang mengetahui informasi seputar peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi di dunia, dibandingkan orang-orang yang tidak menonton berita di televisi.
Studi itu menyebutkan, pemirsa Fox News 18 poin lebih rendah pengetahuannya bahwa rakyat Mesir telah berhasil menggusur pemerintahan Husni Mubarak dan bahwa rakyat Suriah belum berhasil menggulingkan pemerintah berkuasa, dibanding orang-orang yang tidak mengikuti perkembangan berita di televisi.
Ini berarti, pengetahuan umum para pemirsa Fox News, lebih buruk daripada orang-orang yang tidak mengikuti perkembangan berita di televisi.
“Hasilnya menunjukkan kepada kita bahwa ada sesuatu terkait menonton Fox News, yang menyebabkan pemirsanya lebih buruk (pengetahuannya) tentang masalah ini, dibanding mereka yang tidak menonton berita sama sekali,” kata profesor Dan Cassino, pakar ilmu politik dari Farleigh Dickinson.
Hasil penelitian itu cukup mengejutkan, mengingat pada awal Februari 2011 Fox News dikabarkan berhasil menjaring penonton lebih banyak, sekaligus mengalahkan dominasi saluran televisi berita CNN, terkait berita seputar gejolak yang terjadi di Mesir. Dari hari Senin hingga Kamis pekan pertama bulan Februari 2011, Fox News menjaring 2,5 juta pemirsa pada waktu jam tayang utama dan 1,2 juta pemirsa seharian penuh. Sementara CNN dalam periode yang sama hanya berhasil mendapatkan penonton 959.000 pada jam tayang utama dan 620.000 seharian penuh.
Fox News, seperti halnya CNN, adalah raksasa media elektronik di amerika Serikat yang dikenal sangat anti-Islam dan Arab. Orang-orang yang anti media arus utama, kadang memelesetkan Fox News menjadi “Faux News” (berita palsu/salah), karena menilai pemberitaan yang disajikan saluran televisi milik dan didirikan oleh Rupert Murdoch di tahun 1986 itu kerap ngawur dan tidak berimbang.*