Hidayatullah.com—Dalam pertemuan tahunan Bank Pembangunan Islam (IDB) di ibukota Sudan, Khartoum, hari Rabu kemarin (04/04/2012), terungkap bahwa program bantuan untuk rakyat miskin hanya berhasil mengumpulkan dana 17% dari 10 milyar dolar AS yang ditargetkan.
Menurut pejabat IDB, hanya segelintir dari 56 negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang memberikan sumbangannya untuk proyek Islamic Solidarity Fund for Development.
ISFD dibentuk tahun 2007 dengan tujuan memerangi kemiskinan, kelaparan, memberdayakan kaum dhuafa, mengurangi angka buta huruf dan menggalakkan program pembangunan lainnya.
“Sejauh ini negara-negara anggota baru menyumbang lebh dari $1,7 milyar,” kata Abdul Aziz Al Hinai, salah seorang wakil presiden IDB kepada reporter, seagaimana dikutip Al Arabiya dari AFP.
Mengingat program pengumpulan dana itu digelar selama 10 tahun, Al Hinai masih optimis IDB akan berhasil mengumpulkan dana tersebut.
“Kami sangat optimis bahwa dana sumbangan akan meningkat di tahun-tahun mendatang,” katanya, seraya menambahkan bahwa pihak IDB sedang menggodok strategi untuk meningkatkan perolehan dana bantuan dan mobilisasi sumber daya yang mereka miliki.
Dalam kesempatan terpisah, IDB telah menandatangani nota kesepahaman dengan Qatar dan Dallah Albaraka Group dari Arab Saudi untuk mendirikan Mega Islamic Bank dengan modal USD1 milyar.
Presiden IDB Group Ahmad Muhammad Ali mengatakan, lembaga keuangan baru itu akan membantu bank-bank Islam dalam menangani likuiditasnya lebih baik.
IDB dibentuk dengan tahun 1975 dengan sebagian besar kepemilikan dipegang oleh Arab Saudi. Tujuannya untuk membantu pelaksanaan pembangunan di negara anggotanya dan juga di negara non-Muslim. Anggota OKI seluruhnya merupakan anggota IDB.*