Hidayatullah.com—Presiden Israel Shimon Peres dianugerahi penghargaan Presidential Medal of Freedom oleh Amerika Serikat, dan dalam pidatonya ia mengatakan bahwa rakyat Iran bukan musuh Israel.
“Rakyat Iran bukan musuh kita. Adalah kepemimpinannya yang sekarang yang menjadi ancaman. Dia mengubah Iran menjadi bahaya bagi perdamaian dunia,” kata Peres saat menerima medali di Washington hari Rabu (13/6/2012), seperti dikutip Al Arabiya.
“Kepemimpinannya (Iran) yang bertujuan untuk menjadi penguasa Timur Tengah, menyebarkan teror … mereka berusaha membuat bom nuklir,” kata Peres.
“Mereka membawa kegelapan ke dalam dunia yang merindukan cahaya,” kata Peres, sebelum menyantap menu makan malam yang digelar di gedung sisi timur Gedung Putih.
Untuk rakyat Israel
Saat menerima penghargaan, Peres menegaskan bahwa pemberian medali itu merupakan bukti dari persahabatan historis antara Israel dan AS.
“Saya menerima kehormatan ini hari ini atas nama rakyat Israel. Mereka adalah penerima sebenarnya dari penghargaan ini. Dengan memberikannya, Anda memberikan penghargaan kepada Yahudi dari generasi ke generasi yang mengimpikan, memperjuangkan sebuah negara mereka sendiri. Anda menghormati para pendahulu yang membangun rumah-rumah di gunung-gunung dan gurun-gurun. Para pejuang yang mengorbankan nyawa demi negara mereka,” kata Peres.
“Atas nama mereka, saya berterima kasih kepada Amerika, atas hari-harinya yang selalu peduli, malam-malamnya yang tidak pernah tidur, demi menjaga keamanan kami, demi masa depan kami,” puji Peres.
“Tuan Presiden, Anda telah menjanjikan perdamaian abadi kepada Israel. Anda menyatakan bahwa keamanan Israel adalah sesuatu yang amat suci. Sehingga Anda berjanji. Maka Anda bertindak. Sebagai seorang pemimpin hebat, sebagai seorang teman sejati,” kata Peres memuja-muja Obama.
“Israel mengagumi Amerika Serikat sebagai negeri kebebasan, rumah bagi para pemberani, sebuah bangsa yang murah hati. Dunia tanpa Amerika Serikat dan jasanya, akan menjadi kacau,” kata Peres.
“Visi saya adalah sebuah negara Israel yang hidup dalam perdamaian sejati dan seutuhnya, bergabung bersama rakyat di Timur Tengah, baik bekas musuh maupun teman baru, dengan Yerusalem sebagai ibukota perdamaian,” lanjut Peres.
“Sahabat-sahabatku tercinta, harapan terbesar saya adalah fajar akan terbit pada setiap pria dan wanita, baik orang Israel atau Palestina, Suriah atau Libanon, para pemuda, di mana pun mereka berada, akan bangun dan dapat berkata kepada dirinya sendiri: ‘Saya bebas untuk merdeka. Amin.” pungkas Peres.
Penghargaan yang diberikan Obama kepada Peres tersebut muncul di saat muncul spekulasi bahwa dukungan kelompok Yahudi –yang memberikannya kemenangan pada pemilu tahun 2008– menurun, menyusul ketidaksepahamannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang mencuat ke publik.
Penghargaan itu merupakan yang tertinggi yang pernah diberikan negara Amerika Serikat kepada seorang individu.*