Hidayatullah.com—Pekerjaan ramal-meramal, yang banyak bohongnya, di Amerika Serikat dianggap sebagai bagian dari kebebasan berbicara.
Dilansir Associated Press (13/7/2012), seorang hakim federal membatalkan peraturan yang melarang kegiatan ramal-meramal, membaca garis tangan, astrologi dan semacamnya di kota Alexandria, Louisiana tengah.
Keputusan yang dikeluarkan hari Rabu oleh hakim Dee Drell itu menyebut larangan atas kegiatan ramal-meramal tidak konstitusional.
Pihak pemerintah kota Alexandria berpendapat, bisnis ramalan penuh kepalsuan dan jelas-jelas penipuan.
Namun Magistrat AS James Kirk menyimpulkan bahwa ramalan merupakan bagian dari hak kebebasan berbicara yang dijamin oleh Amandemen Pertama.
Rachel Adams, seorang tukang ramal, mengatakan bahwa ia tidak mengambil bayaran untuk pekerjaannya, melainkan sumbangan.
Adams menuntut pihak pemerintah kota setelah seorang petugas polisi memberikannya surat panggilan pengadilan pada tahun 2011, karena melanggar peraturan tentang kegiatan meramal. Pelanggaran atas peraturan itu dapat dikenai denda UD$500 per harinya.
Kepada koran lokal The Town Talk tahun lalu, Adams mengatakan bahwa ia merupakan generasi kelima dari keluaga dukun ramal.*