Hidayatullah.com—Kepala keuangan (chief financial officer-CFO) kelompok bersenjata Syiah di Libanon Hizbullah melarikan diri ke Israel dengan membawa uang curian. Demikian menurut laporan media lokal hari Jumat yang dikutip Al Arabiya (13/10/2012).
Situs Now Libanon mengutip pejabat Hizbullah yang mengatakan bahwa, CFO Hizbullah pria berusia 29 tahun dan seorang insinyur telekomunikasi bernama Hussein Fahs, telah menyeberangi perbatasan dengan Israel sambil membawa uang USD5 juta yang dicurinya dari kelompok itu. Fahs juga merupakan pimpinan jaringan komunikasi operasional Hizbullah.
Menurut laporan Yoni Alpert’s Terror Watch, pada bulan September lalu Fahs yang berasal dari Libanon selatan ditangkap bersama dengan empat anggota Hizbullah lain, karena diduga menggelapkan uang organisasi itu dan bekerjasama dengan Israel.
Operasi penangkapan itu dilakukan oleh Hizbullah bekerjasama dengan intelijen Iran.
Hizbullah yang setia penjadi pendukung rezim Syiah Suriah dan Syiah Iran, memiliki kekuasaan di pemerintahan Libanon sejak tahun 2011.
Menurut koran Al Jumhuriyyah, Fahs ketika itu ditangkap saat dalam perjalanan menuju tempat yang tidak diketahui bersama dengan 20 anggota intelijen Iran di Bandara Hariri di Beirut. Ketika itu mereka dicurigai mencuri sedikitnya USD5 juta uang bantuan dari Iran.
Kasus warga Libanon yang bekerja menjadi dan untuk intelijen Israel bukanlah perkara baru.
Pada hari Selasa kemarin, Imad Al Zein hakim pengadilan militer Libanon, mengeluarkan keputusan penangkapan atas delapan warga Libanon yang dituduh menjadi kolaborator Israel, lapor kantor berita pamerintah Libanon.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kedelapan orang tersebut terdiri dari tujuh orang wanita dan seorang pria. Mereka disidang secara in absentia. Seperti halnya Fahs, mereka semua berasal dari Libanon selatan, wilayah yang menjadi basis terkuat Hizbullah.
Sejak tahun 2009, Libanon telah menangkap lebih dari 100 orang yang dicurigai sebagai mata-mata untuk Israel, termasuk di antara mereka adalah para pejabat tinggi keamanan dan telekomunikasi, kata Nahar Net.*