Hidayatullah.com—Tentara Israel harus belajar dari Suriah bagaimana “menjagal dan menghancurkan musuh” kata rabi Yaakov Yosef, putra rabi Ovadia Yosef mantan kepala rabi Zionis dan tokoh spiritual partai Yahudi orthodoks Shas.
Menurut laporan Jewish Voice (Hakol Hayehudi) yang dikutip jurnalis Electronic Intifada Ali Abunimah, Yaakov Yosef hari Ahad (18/11/2012) menyampaikan ceramah di Cave of Patriarchs di Hebron. Dalam ceramahnya dia antaranya lain mengatakan, “Kami memberkati para serdadu dan berdoa agar mereka mendapat ketengangan dan pulang dengan damai.” Tidak lama setelah itu dia berkata bahwa IDF (tentara Zionis) harus belajar dari [rezim-red] Suriah “bagaimana menjagal dan menghancurkan musuh.”
Menurut laporan media Zionis tersebut, Yaakov Yosef menyampaikan hal yang sama dalam ceramahnya di Al Quds (Yerusalem) pekan lalu.
Yaakov Yosef sebelumnya pernah ditahan aparat Israel dengan tuduhan menyulut kebencian, terkait dengan pernyataannya di berbagai tempat dan persetujuannya atas buku Torat Hamelech yang membahas ‘halakha’ (hukum untuk Yahudi berdasarkan Torah) yang dikenal sangat keras.
Pesan kebencian yang disebarkan oleh para tokoh agama Yahudi Israel bukan barang baru dan kerap dilakukan. Contohnya seperti apa yang dilakukan oleh rabi Shmuel Eliyahu. Eliyahu adalah kepala rabi Safad yang gajinya dibayar pemerintah Zionis. Dia memiliki sejarah panjang yang terdokumentasi terkait pemikiran rasisnya yang sangat ekstrim dan menyeru dilakukannya kekerasan atas orang Palestina.
Pada tahun 2007, Eliyahu mengajak Israel “membunuh satu juta” orang Palestina agar tembakan roket dari Gaza berhenti. Ironisnya, pada bulan Juni kemarin, Shmuel Eliyahu ditunjuk duduk dalam komite penasehat Magen David Adom, organisasi kemanusiaan yang kerja dan fungsinya mirip Palang Merah dan berafiliasi dengan ICRC.
Ayah Shmuel Eliyahu, rabi Mordechai Eliyahu, saat masih hidup pernah mengeluarkan putusan bahwa “sama sekali tidak ada larangan moral dalam pembantaian warga sipil,” dan oleh karenanya membunuh rakyat sipil Palestina adalah halal bagi Yahudi.
Tahun 2001, rabi Ovadia Yosef yang menjadi inspirasi dan panutan putranya rabi Yaakov Yosef, dikenal dengan pernyataannya yang menyebut bangsa Palestina sebagai “ular” yang secara efektif harus dibasmi.
“Dilarang untuk mengasihi mereka [orang Palestina]. Kalian harus mengirimkan misil-misil kepada mereka dan memusnahkan mereka. Mereka adalah setan dan terkutuk,” kata Ovadia Yosef.
Hal serupa dilakukan oleh para pejabat Israel, yang selalu menyuarakan kekerasan seiring dengan memanasnya situasi di Gaza yang telah menelan banyak nyawa.
Avi Ditcher, menteri pertahanan dalam negeri Zionis, menyeru agar Gaza “diformat ulang” atau dengan kata lain dibersihkan sebersih-bersihnya seperti hard drive komputer. Hanya saja, Israel harus membersihkan bangsa Palestina dengan menggunakan bom.
Menteri Transportasi Israel Katz menyeru negara Israel untuk membom Gaza dengan sangat keras, sehingga penduduknya melarikan diri ke Mesir dan Israel harus memutus jaringan air dan listrik ke wilayah Palestina di pesisir pantai itu.
Eli Yeshai, menteri dalam negeri dan ketua Partai Shas, mengatakan bahwa tujuan dari serangan Zionis atas Jalur Gaza sekarang ini adalah untuk “mengirim Gaza kembali ke masa Abad Pertengahan.”*