Hidayatullah.com–Keluarga Husni Mubarak ternyata masih memiliki aset bisnis di Inggris, meski hampir dua tahun otoritas Inggris memutuskan untuk membekukan aset menatan presiden Mesir itu.
Aljazeera (28/3/2003) mengutip The Guardian melaporkan, salah satu bank besar Inggris yang berinvestasi di Mesir mengatakan bahwa putra Mubarak, Jamal, memiliki saham 17,5% di dana yang terdaftar di British Virgin Island.
EFG Hermes Holding telah mengakui bahwa Jamal menerima sekitar 880 ribu dolar dari dana itu setiap tahun, sejak bulan Juli 2002. Meskipun sekarang tidak terdapat aset yang penting lagi.
Isu ini muncul setelah enam bulan lalu BBC mengungkapkan bahwa anggota mantan rezim Mubarak memiliki jutaan aset yang tidak dibekukan di Inggris.
Peneliti di lembaga Keadilan Ekonomi dan Sosial yang dikenal dengan Inisiatif Mesir untuk Hak-hak Individu, Usamah Diab, mengatakan, “Pemerintah Inggris diam dalam masalah ini.”
“Kami mendengar adanya penjagaan terhadap aset milik mantan rezim Mubarak lainnya yang tidak dibekukan. Tidak ada penjelasan yang memuaskan. Mengapa dilindungi dan tidak dibekukan?” tambah Diab.
Menurut The Guardian, untuk memantau aset yang sifatnya rahasia dan sudah dilakukan pencucian uang berulang kali akan sulit terlacak. Namun dalam hal ini para aktivis mencatat bahwa pemerintah Inggris masih belum berbuat banyak berbuat untuk memantau aset-aset rezim Mubarak.*