Hidayatullah.com—Feminis di Georgia melakukan unjuk rasa menyusul laporan yang menyebutkan bahwa sebuah intitusi pemerintah memungut bayaran untuk melakukan tes keperawanan sebelum pernikahan tradisional digelar.
Kelompok feminis berdemonstrasi di luar gedung Biro Forensik Nasional di ibukota Tbilisi, setelah sebuah saluran televisi melaporkan bahwa instansi tersebut melakukan 200 pemeriksaan keperawanan setiap tahunnya.
“Ketika negara mendorong diskrikriminasi terhadap perempuan dan tindakan kekerasan maka hal itu tidak dapat diterima. Apalagi itu saat seorang anak manusia harus mendapatkan sertifikat penegasan keperawanan. Itu artinya tidak ada kepercayaan terhadap perempuan tersebut, dia mengalami tekanan psikologis dan kekerasan, seorang korban,” kata Tata Tsopurashvili seorang anggota kelompok feminis independen di Georgia, dikutip Euronews Rabu (31/7/2013).
Meskipun berita tentang tes keperawanan itu mengutip keterangan pegawainya, Biro Forensik Nasional membantah mengeluarkan sertifikat dan mengatakan hanya melakukan tes keperawanan berdasarkan perintah dari pengadilan.
Para pengkritik mengatakan, obesesi akan keperawanan sebelum pernikahan didorong oleh Gereja Orthodoks Georgia, dan menimbulkan masalah-masalah sosial.
Kementerian Kehakiman Georgia menyebut tes keperawanan itu sebagai sebuah “keterbelakangan.”*