Hidayatullah.com—Tokoh-tokoh Muslim di Sri Lanka hari Senin (12/8/2013) menutup sebuah masjid yang baru selesai dibangun di ibukota Kolombo, setelah gerombolan warga Budhis menyerang tempat ibadah itu.
Dewan Muslim Sri Lanka mengatakan, masjid baru di Grandpass itu ditutup dan mereka pindah ke masjid lama yang sebelumnya telah ditandai oleh pemerintah untuk dihancurkan sebagai bagian dari rencana pembangunan kota.
“Kami telah mencapai kesepakatan semalam,” kata Presiden Dewan Muslim Sri Lanka NM Ameen kepada AFP.
“Pemerintah akan membatalkan perintah pengambilalihan masjid lama dan akan memberikan tanah lebih luas dan menbantu renovasi dan perbaikannya,” kata Ameen.
“Mulai hari ini, kami keluar dari masjid baru,” imbunya.
Warga Budhis Sri Lanka berbondong-bondong menghancurkan masjid baru yang terletak di kawasan Grandpass di Kolombo pada hari Sabtu (10/8/2013). Mereka melempari masjid dengan batu, sehingga sedikitnya empat orang terluka. Akibat serangan brutal itu terjadi bentrokan antar warga, meskipun polisi dalam jumlah besar diterjunkan ke lokasi kejadian.
Serangan terbaru oleh warga mayoritas penganut Budha atas minoritas Muslim itu merupakan kelanjutan dari serangan-serangan sebelumnya. Pada bulan Maret, warga Budhis menyerang sejumlah tempat usaha milik warga Muslim di pinggiran ibukota.
Menteri Teknologi Champika Ranawaka yang menggelar perundingan panjang dengan para tokoh Muslim dan Budhis mengatakan, “Kesepakatan yang kami capai hari ini adalah masjid dikembalikan ke tempat aslinya.”
“Pemerintah membatalkan perintah yang menyuruh penghancuran bangunan [masjid] lama itu,” katanya dihadapan para wartawan.
“Melalui keputusan yangn adil ini, kita sekarang telah menuntaskan masalah ini dengan damai,” imbuh Ranawaka.
Tujuh puluh persen dari total 20 juta penduduk Sri Lanka merupakan penganut Budha. Muslim, yang merupakan kelompok agama terbesar kedua di Sri Lanka hanya mencakup 10 persen penduduknya.*