Hidayatullah.com–Beberapa hari setelah bola api keluar dari jalur pipa minyak di Tlahuelilpan dan menewaskan sedikitnya 117 orang yang sedang menampung bensin yang bocor, para bandit di kawasan itu kembali beraksi.
Penyadapan ilegal, sebagian lubang sadap baru dibuat, dilakukan setelah bahan bakar minyak dialirkan lagi melalui pipa-pipa di kawasan tersebut. Tentara yang patroli di sana usai tragedi 18 Januari mengatakan kepada Reuters bahwa mereka menemukan sedikitnya 15 lubang penyadapan ilegal hanya beberapa kilometer jaraknya dari lokasi ledakan yang menewaskan lebih dari 100 orang di jalur pipa minyak yang dioperasikan perusahaan negara Petroleos Mexicanos (Pemex).
Di salah satu tempat, jurnalis Reuters melihat sebuah lubang yang baru digali mengarah ke sebuah kran mengkilat yang direkatkan ke jalur pipa yang berada satu meter di bawah tanah. Di dekat lubang itu tampak berserakan selang-selang plastik, bungkus makanan, satu bungkus rokok kosong dan sebuah selimut yang masih basah dengan bensin.
Aksi penyadapan BBM ilegal semacam itu merugikan Pemex sekitar $3 miliar tahun kemarin saja. Hal tersebut pastinya mengurangi pajak yang diterima pemerintah yang sangat diperlukan dalam anggaran negara.
Pakar-pakar keamanan mengatakan bahwa pencuri-pencuri kambuhan, geng kriminal terorganisir dan karyawan-karyawan Pemex yang korup semuanya berada dibalik aksi pencurian BBM dengan cara menyadap jalur pipa tersebut.
Para pencuri biasanya menyadap bensin dan solar di malam hari, di daerah terpencil. Mereka kemudian menjualnya ke para pengusaha SPBU, penjual bensin eceran di tepi jalan atau ke pasar-pasar terbuka.
“Rakyat sebenarnya tidak suka mencuri, itu bukan perbuatan yang mereka nikmati,” kata seorang pendeta Katolik di Tlahuelilpan bernama Marcelino Valdez. “Akan tetapi mereka menyaksikan dan melihat korupsi merajalela dan begitu banyak ketidakadilan, sementara tangan-tangan mereka sendiri kosong (baca: miskin),” imbuh pendeta itu, menjelaskan alasan mengapa rakyat Meksiko nekat mencuri BBM seperti dikutip Reuters Rabu (30/1/2019).*