Hidayatullah.com—Lembaga intelijen Amerika Serikat National Security Agency (NSA) dapat melacak pengaman di berbagai perangkat telepon pintar seperti iPhone, Blackberry dan telepon seluler berbasis Android untuk kemudian mengambil data yang berada di dalam telepon-telepon tersebut, demikian menurut laporan majalah mingguan Jerman Der Spiegel Ahad (8/9/2013).
Der Spiegel mengutip dokumen dari NSA dan sejawatnya di Inggris, GCHQ, di mana kedua lembaga intelijen itu menjabarkan pembentukan tim khusus untuk menangani setiap jenis ponsel guna mengumpulkan data dari telepon dalam rangka mencari kemungkinan adanya ancaman terorisme.
Data dalam ponsel milik seseorang yang dapat diambil antara lain daftar sambungan telepon, trafik SMS, catatan, serta informasi lokasi di mana ponsel itu dipakai, lapor Der Spiegel.
Dalam artikelnya Der Spiegel tidak menjelaskan bagaimana mereka bisa mendapatkan dokumen yang masuk dalam kategori “rahasia” itu. Namun, salah satu penulis artikel tersebut adalah Laura Poitras, seorang pembuat film Amerika yang memiliki kontak dekat dengan Edward Snowden, mantan pegawai NSA dan CIA yang ikut menggarap pembangunan sistem intelijen penyadap jalur komunikasi internet dan telepon dunia “PRISM” dan kini berada di Rusia setelah kabur meninggalkan Amerika Serikat. Snowden masuk daftar pencarian orang yang paling diburu oleh aparat keamanan Amerika Serikat, di samping pendiri WikiLeaks Julian Assange.
Der Spiegel melaporkan, mulai Mei 2009 agen-agen intelijen tidak dapat mengakses pusat data milik pembuat ponsel pintar Blackberry setelah perusahaan asal Kanada itu menggunakan metode baru untuk mengkompres datanya. Namun setelah GCHQ berhasil menembusnya, mereka merayakan keberhasilan itu dengan kata “Champagne”.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Bocoran Snowden tentang PRISM menimbulkan perdebatan di Jerman mengenai kerjasama intelijen pemerintah Berlin dengan intelijen Washington.
Hari Sabtu (7/9/2013) ribuan orang turun ke jalan-jalan kota Berlin untuk memprotes tindakan NSA yang melakukan penyadapan massal atas pengguna internet. Banyak dari para demonstran itu mengusung plakat bertuliskan “Yes we scan” menyindir slogan kampanye Presiden AS Barack Obama dan “Stop watching!! NSA.”*