Nama Rumah Sakit Lapangan (RSL) Salma satu tahun belakangan ini sering didengar oleh masyarakat Indonesia. Media-media pemberitaan sering menyebut-nyebut nama RSL ini. Hal itu dikarenakan RSL Salma menjadi tempat tim Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) bermukim selama bertugas di Suriah.
Walaupun tidak semua aktifitas tim HASI berlangsung di RSL tersebut, namun bisa dikatakan peran RSL Salma sangat dominan dalam membantu HASI menyalurkan bantuan dan juga melaksanakan kerja kemanusiaan di Suriah.
“Sesuai dengan namanya, RSL ini terletak di daerah bernama Salma, Provinsi Lattakia. Keberadaannya yang tidak jauh dari perbatasan Provinsi Lattakia dan Idlib, menyebabkan RSL Salma menjadi salah satu instalasi medis tumpuan utama masyarakat Suriah yang tinggal di sekitar Lattakia dan perbatasan Idlib,” lapor HASI dalam rilis persnya diterima Hidayatullah.com di Jakarta belum lama ini.
Selain itu, HASI melaporkan, peran RSL Salma menjadi dominan di tengah masyarakat karena RSL Salma bukan hanya mengurus persoalan medis. Tapi juga membantu memenuhi kebutuhan dasar hidup masyarakat, seperti distribusi pangan, air bersih, sumber listrik dan kebutuhan-kebutuhan lain yang bersifat pelayanan kemasyarakatan.
Peran dr Romi
Satu tahun sudah tim HASI bekerjasama dengan RSL Salma. Peran RSL Salma semakin besar karena cakupan wilayah yang membutuhkan bantuan melalui RSL ini semakin luas. Nama dr Romi Habib selaku kepala RSL Salma dikenal luas oleh masyarakat. Dia bagaikan seorang gubernur yang mengurusi segala hal kebutuhan masyarakat di kawasan Lattakia dan perbatasan Idlib.
“Beliau begitu dipercaya oleh masyarakat, karena memang memiliki jiwa kepemimpinan yang baik berikut kemampuan manajemen yang bagus. Di mana latar belakang pendidikan dan pengalaman beliau mendukung hal itu. Menyelesaikan studi di Leichester, Inggris dalam bidang spesialis anak dan bekerja di sana sampai sepuluh tahun. Kemudian dilanjutkan memimpin Rumah Sakit di Jeddah, Saudi Arabia selama sepuluh tahun, cukup membuat dr Romi Habib matang,” tulis HASI.
Jiwa kemanusiaan dr Romi membuat dia meninggalkan semua aktifitas kesibukannya demi membantu rakyat Suriah yang membutuhkan tenaganya. Pria asal Jablah ini begitu gigih dan lantang menyuarakan penderitaan rakyat Suriah korban perang. HASI melaporkan, dr Romi juga menjalin hubungan baik dengan elemen-elemen kemanusiaan internasional. Serta mengajak elemen-elemen tersebut untuk membantu memenuhi keperluan rakyat Suriah, khususnya di kawasan Lattakia dan perbatasan Idlib sebagai tanggung jawabnya.
Visi dan Misi Rumah Sakit
Sembilan orang tim HASI yang bertugas kesemuanya bermukim di RSL Salma. Di awal-awal tim HASI bertugas di sana, RSL Salma tidak selengkap hari ini. Peralatan saat itu sangatlah minim, ruangan-ruangan RSL yang didirikan di salah satu rumah warga ini jauh dari standar rumah sakit pada umumnya.
Namun hari ini, melalui bantuan internasional termasuk dari kaum Muslimin Indonesia melalui HASI, kini RSL Salma sudah semakin berkembang. RSL ini memiliki fasilitas-fasilitas medis yang cukup memadai. Baik untuk pertolongan darurat bagi korban luka berat akibat perang, ataupun warga yang mengalami penyakit dan perlu perawatan.
Perkembangan RSL Salma tidak lepas dari peran lembaga-lembaga kemanusiaan internasional. Seperti MRSF (Medical Relief For Syria), sebuah lembaga kemanusiaan yang didirikan oleh warga Suriah dan Palestina yang berpusat di Amerika. Kemudian UNHCR, MSF (Medecins Sans Frontieres) dan juga HASI tentunya.
Kini, RSL tersebut sudah dapat dilengkapi fasilitas UGD, ruang operasi, ruang perawatan dan juga Klinik yang melayani penyakit-penyakit ringan pasein. Buka setiap hari pada pukul 10.00 pagi hingga sore hari. Semua pelayanan tersebut diberikan secara gratis sesuai dengan Visi dan Misinya, yang tertulis di dinding RSL Salma.
“Kami percaya kepada Keadilan dan Kemanusiaan. Misi kita menawarkan perawatan medis untuk setiap orang yang terlibat dalam konflik bersenjata dari kedua belah pihak dan memberi mereka perlindungan keamanan untuk menerima sebuah pelayanan medis sesegera mungkin,” bunyi Visi-Misi RSL Salma pertama seperti dilaporkan HASI.
Yang kedua, tertulis, “Kami percaya manusia adalah makhluk utama penghuni dunia, tanpa manusia tidak akan ada kemajuan yang dicapai dalam setiap bagian dari dunia. Setiap manusia memiliki kesamaan di manapun mereka berada tanpa memandang usia, jenis kelamin, etnis dan agama, kami akan melayani mereka setelah kami menyaksikan pemerintah (Suriah. Red) telah melepas tanggung jawabnya terhadap rakyat.”
Siaga 24 Jam
RSL Salma mempekerjakan sekitar 25 orang tenaga kerja, mulai dokter, perawat, apoteker, supir ambulans, petugas kebersihan hingga juru masak. Masing-masing bekerja pada pos-nya. Tim HASI biasanya memiliki tugas utama menjaga klinik yang buka setiap hari mulai pukul 10.00 pagi waktu setempat hingga sore hari itu.
Walaupun jam kerjanya ditetapkan, sejatinya RSL Salma selalu siaga 24 jam non-stop. Hal ini demi melayani pasien harian dari masyarakat setempat dan juga melaksanakan pelayanan kesehatan keliling ke desa-desa. Walaupun begitu, di saat darurat tim HASI juga terjun menangani pasien luka berat akibat peperangan di RSL
Hingga tim HASI yang saat ini masih bertugas, pembagian kerja dan distribusi bantuan masih dengan pola yang sama dengan tim-tim sebelumnya. Dari USD 25.000 bantuan yang dibawa tim HASI, sebanyak 50 persen digunakan operasional RSL Salma. Rincian penggunan yaitu pengadaan obat-obatan, perawatan peralatan, minyak untuk listrik, hingga honor untuk keluarga kru yang bekerja di RSL Salma. 50 persen sisanya didistribusikan untuk bantuan di luar RSL Salma, seperti pengadaan generator listrik di desa-desa terpencil, santunan untuk warga, bahan pangan dan pakaian untuk warga.
“Akhirnya, semoga ini semua menjadi amal sholeh bagi kaum Muslimin Indonesia yang telah menitipkan hartanya untuk ambantu rakyat Suriah melalui HASI. Ingat, bahwa Suriah masih memerlukan uluran tangan kita dan sampai hari ini kita tidak tahu kapan bencana kemanusiaan ini akan berakhir,” tutup Hilal Ahmar Society Indonesia dalam laporan yang diterima Hidayatullah.com pada Jumat, 25 Oktober 2013 lalu.*