Hidayatullah.com—Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengkhawatirkan masalah kesenjagan pendapatan rakyat dalam pidato penting seputar masalah ekonomi dan sosial, hari Rabu (4/12/2013), yang disebutnya “membahayakan mimpi Amerika.”
Sejak 1979, tahun Obama lulus sekolah menengah atas, perekonomian Amerika Serikat membesar dua kali lipat. Dulu, 10 persen orang terkaya di negara itu mengambil porsi ekonomi sebanyak 10 persen, tetapi sekarang mereka menguasai 50% perekonomian.
Kesenjangan antara si kaya dan si miskin semakin lebar. Akibatnya, situasi masyarakat mulai terganggu, keluarga-keluarga merasa tidak aman lagi secara sosial. Untuk itu, Obama menyeru agar upah minimum federal saat ini dinaikkan.
Sekarang upah mininum federal (nasional) di Amerika hanya $7,25 perjam. Angka itu justru lebih rendah dibanding tahun 1968 ketika upah minimum federal mencapai $10,60.
Upah minimum AS itu berada di peringkat ke tiga terbawah di antara 34 negara anggota Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), lansir Euronews.
Masalah kesenjagan pendapatan dan tuntutan kenaikan upah minimum buruh beberapa pekan belakangan menjadi sorotan di Amerika Serikat. Bulan Nopember para pekerja jaringan restoran cepat saji yang berupah rendah melakukan mogok nasional satu hari penuh. Demikian pula para pekerja di toko-toko supermarket, termasuk pekerja Wal-Mart yang dikenal sebagai raksasa supermarket Amerika.
Dalam pidatonya Obama kembali menekankan pentingnya Obamacare, program jaminan kesehatan yang menurutnya akan banyak meringankan beban biaya kesehatan masyarakat menengah ke bawah.
Pidato hari Rabu itu disampaikan Obama ketika popularitasnya turun hanya mencapai 40%.*