Hidayatullah.com—Mesir menetapkan Al-Ikhwan Al-Muslimun sebagai organisasi teroris menyusul ledakan atas gedung keamanan milik pemerintah di kota Manshurah yang menewaskan belasan orang.
“Perdana Menteri Beblawi telah menyatakan Al-Ikhwan Al-Muslimun sebagai sebuah organisasi teroris,” lapor kantor berita MENA mengutip pernyataan jurubicara perdana menteri Sherif Shawki.
Selasa (24/12/2013) pukul 01:10 dini hari waktu setempat atau Senin malam waktu Indonesia, ledakan mengguncang kantor Direktorat Keamanan Dakahliya. Sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100 orang lainnya luka-luka. Sejumlah kendaraan polisi rusak, begitu pula dengan bangunan-bangunan di sekitarnya.
Mansoura adalah ibukota Provinsi Dakahliya di daerah Delta Nil. Kota itu berpenduduk sekitar 480.000 jiwa.
Presiden sementara Adly Mansour mengumumkan negara berkabung selama 3 hari.
Perdana Menteri Beblawi berjanji akan memburu para pelaku yang berupaya mengganggu usaha pemulihan demokrasi di Mesir.
Menyusul kudeta atas presiden Muhammad Mursy yang merupakan politisi asal Al-Ikhwan pada tanggal 3 Juli lalu oleh militer, Mesir tidak henti-hentinya mengalami gangguan keamanan dari kelompok-kelompok yang menyebut dirinya sendiri sebagai jihadis.
Media Mesir Youm7 melaporkan, kelompok bersenjata asal Sinai yang menamakan dirinya Anshar Baitul Maqdis mengaku bertanggungjawab atas ledakan di Mansoura itu.
Dilansir Al-Arabiya (25/12/2013) yang mengutip laporan tersebut, Anshar Baitul Maqdis mengaku sebagai pelaku ledakan lewat pernyataan yang disampaikan lewat akun Twitter kelompok itu.
Ahram Online melaporkan, penyelidikan awal menunjukkan ledakan disebabkan oleh bom bunuh diri dengan menggunakan mobil. Potongan tubuh manusia ditemukan di dalam sebuah mobil yang meledak di dekat lokasi kejadian.*