Hidayatullah.com—Sebuah restoran Prancis di kota Islamabad terpaksa ditutup oleh polisi, menyusul gelombang protes warga karena rumah makan itu menolak melayani orang Pakistan.
Restoran La Maison yang dikelola Philippe Lafforgue mengatakan, pihaknya menggunakan alkohol dan makanan tidak halal sehingga tidak dapat melayani pembeli lokal, lansir Euronews (7/1/2014).
Kebijakan rumah makan Prancis itu mengundang kemarahan warga di media sosial, setelah jurnalis Pakistan Cyril Almeida menyoroti masalah itu. Dengan menggunakan hashtag #NoToApartheid di Twitter Almeida mempermasalahkan La Maison yang tidak melayani pembeli lokal.
Khawatir kemarahan warga di dunia maya menjadi kenyataan di dunia nyata, polisi akhirnya menutup restoran itu.
Lafforgue dalam suratnya ke Almeida mengatakan, “Saya katakan kepada Anda, tidak mungkin membuka sebuah tempat untuk publik sementara kami menyajikan makanan tidak halal. Saya tidak bisa mengubah resep makanan Prancis. Oleh karena itu kami akan tetap pada kebijakan kami. Setiap orang dipersilahkan datang termasuk orang-orang Pakistan yang memiliki kewarganegaraan ganda. Saya tidak ingin menyinggung sensitifitas orang-orang Muslim. Apa yang Anda sebut diskriminasi, saya menyebutnya rasa hormat.”
Lafforgue membuka restorannya di jantung ibukota Pakistan sejak bulan Oktober 2013 dengan kapasitas 20 meja dan kebijakan kontroversial.
“Itu bukan soal diskriminasi. Itu soal sensitifitas budaya. Bagaimana bisa saya menyediakan babi dan minuman keras kepada orang Pakistan tanpa menimbulkan masalah? Oleh karena itu saya membuat sebuah aturan: Orang lokal dilarang masuk,” kata Lafforgue dikutip NBC News.
Sebagai orang asing, Lafforgue mengklaim dia mendapatkan izin menyediakan minuman beralkohol hanya untuk non-Muslim. Tetapi dia juga mengakui tidak ada peraturan yang memperbolehkan dirinya melarang orang-orang Pakistan masuk atau makan di restorannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Lafforgue merasa punya hak untuk menolak menghidangkan alkohol kepada pelanggan Muslim, sebagaimana yang dilakukan oleh banyak hotel lokal. Tetapi dia membantah melarang orang Pakistan masuk sepenuhnya. Bartender dan chef rumah makannya bahkan orang Pakistan.
Pria Prancis itu mengaku bisa saja membuka restorannya untuk orang Pakistan dan menghidangkan mereka minuman beralhokol yang jelas-jelas akan menghasilkan laba banyak. Tetapi untuk itu dia harus menyogok polisi, sebuah tindakan yang tidak ingin dilakukannya.*