Hidayatullah.com—Rusia telah membuat kesepakatan dengan Kuba untuk membuka kembali pangkalan komunikasinya di negara itu yang dulu dipakai Uni Soviet untuk memata-matai Amerika Serikat selama era Perang Dingin, kata pejabat Rusia.
Pangkalan Lourdes itu terletak dekat ibukota Havana, sekitar 250km dari pantai Amerika Serikat.
Kesepakatan dibuat saat Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi negara komunis itu pekan lalu, lapor BBC mengutip koran Rusia Kommersant (16/7/2014).
Putin menutup pangkalan itu pada tahun 2001 dengan alasan biaya operasional.
Seorang pejabat keamanan Rusia kepada Reuters membenarkan laporan Kommersant itu, dengan mengatakan bahwa “kerangka kerjasamanya sudah disepakati.”
Hubungan antara Moskow dengan Washington akhir-akhir ini memburuk menyusul konflik di Ukraina dan pengambilalihan wilayah Krimea oleh Rusia.
Dalam kunjungannya ke negara di Karibia itu Jumat pekan lalu (11/7/2014), Putin setuju untuk menghapus hutang Kuba di era Soviet sebesar US$32 milyar, lapor Kommersant.
Pangkalan Lourdes mulai beroperasi tahun 1967. Fasilitas komunikasi di pangkalan tersebut dipakai oleh badan-badan intelijen Uni Soviet dan menangani jalur komunikasi rahasia Angkatan Laut Uni Soviet.
Di masa Soviet ada 3.000 staf Moskow yang bekerja di sana. Namun, pada tahun 1990an Rusia menguranginya menjadi setengahnya. Menurut Kommersant pada masa sekarang menempatkan staf sebanyak itu tidak diperlukan, sebab saat ini teknologi sudah berkembang.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ketika Rusia menutup fasilitas itu pada tahun 2001, uang sewa yang dibayarkan ke Kuba mencapai US$200 juta pertahun.
Pada masa Perang Dingin, Kuba merupakan tempat panas. Krisis terkait rudal-rudal Soviet di Kuba tahun 1962 hampir menaikkan ketegangan menjadi perang nuklir.*