Hidayatullah.com–Presiden Turki yang segera mengakhiri masa jabatannya, Abdullah Gul, menjadi pejabat tertinggi pertama yang mengindikasikan bahwa menteri luar negeri saat ini Ahmet Davutoglu akan menjabat sebagai perdana menteri.
“Sejauh ini kelihatannya, menteri luar negeri kita Ahmet Bey akan mengambil alih (posisi perdana menteri). Sebagaimana yang Anda tahu saya adalah orang yang membawanya masuk dunia politik dan pemerintahan. Saya pernah mengangkatnya sebagai duta besar,” kata Gul kepada para pemimpin redaksi korang-koran Turki di Ankara Selasa malam (19/8/2014), di sela-sela acara perpisahannya sebagai kepala negara dilansir Hurriyet.
Pernyataan Gul itu dikemukakan dua hari sebelum partai penguasa AKP melakukan pertemuan untuk memutuskan siapa yang akan menggantikan Recep Tayyip Erdogan sebagai ketua partai dan perdana menteri Turki.
Davutoglu pertama kali diangkat sebagai penasihat bidang kebijakan luar negeri oleh Gul saat masih menjadi perdana menteri di awal tahun 2003. Davutoglu kemudian masih dipakai sebagai penasihat untuk Erdogan maupun Gul sampai tahun 2009, ketika dia kemudian diangkat menjadi menteri luar negeri.Davutoglu terpilih sebagai anggota parlemen dalam pemilu 2011.
Gul menegaskan bahwa dirinya tidak akan sungkan berbagi pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya kepada Davutoglu demi keberhasilan negara Turki.
Berbicara mengenai rencananya setelah tidak lagi menjabat sebagai kepala negara, Gul mengatakan bahwa dia akan melanjutkan kiprahnya di partai sebagai pendiri AKP demi kemajuan partai tersebut. Tetapi Gul tidak menjelaskan peran apa yang akan dimainkannya nanti.
Gul tidak menjawab dan tetap diam atas pertanyaan-pertanyaan yang ingin mengetahui apakah dirinya merasa terhina oleh Erdogan, yang menutup pintu baginya untuk kembali aktif di partai AKP dengan menggelar pertemuan luar biasa hanya sehari sebelum masa baktinya sebagai presiden berakhir.
Gul hanya menyatakan kekecewaannya atas pemberitaan media yang mengatakan bahwa Gul diperlakukan tidak hormat oleh orang-orang disekitarnya yang menentangnya dan oleh stafnya.
Gul, politisi Turki yang dikenal akan kesantunannya itu mengatakan, “Semua staf saya adalah para profesional yang berusaha melakukan tugas mereka.”
Sebelum pemilihan umum presiden, melalui wakil perdan menteri Bulent Arinc, kubu Erdogan membuat pernyataan umum yang ditujukan kepada Gul untuk menjadi perdana menteri lagi jika Erdogan terpilih sebagai presiden. Namun, ketika itu Gul menanggapinya dengan mengatakan bahwa formula Putin-Medvedev tidak cocok diterapkan di Turki.*