Hidayatullah.com–Universitas Kairo tidak akan memperbolehkan organisasi-organisasi mahasiswa yang berbau politik di lingkungan kampus mulai tahun akademik baru, kata pimpinannya Gaber Nassar hari Ahad (31/8/2014).
Dalam pernyataannya yang dikirim ke kantor berita MENA, Nassar mengatakan bahwa kelompok-kelompok mahasiswa harus dibubarkan jika mereka menggunakan organisasinya sebagai alat politik atau melakukan aktivitas partisan.
Pada tahun akademik sebelumnya, kampus-kampus di Mesir mengalami kerusuhan menyusul dilengserkannya Muhammad Mursy dari kursi kepresidenan pada 3 Juli 2013. Tidak kurang dari 14 mahasiswa tewas dalam kerusuhan itu. Ratusan lainnya ditangkap serta dibui, karena melakukan unjuk rasa ilegal sehingga menimbulkan kerusuhan. Ratusan mahasiswa diberhentikan sementara atau dikeluarkan dari kampus karena mengikuti aksi unjuk rasa tersebut.
Oleh karena kerusuhan sering terjadi di lingkungan kampus, dan tidak jarang mengakibatkan banyak kerusakan fasilitas dan bangunan, jadwal ujian seringkali harus diundur.
Tahun akademik baru di perguruan-perguruan tinggi negeri di Mesir akan dimulai pada 11 Oktober mendatang. Jadwal dimundurkan dari bulan September, karena ada perbaikan pada fasilitas-fasilitas kampus seperti asrama mahasiswa. Demikian menurut Menteri Pendidikan Tinggi Siyad Abdul-Khalik.
Kepada MENA Nassar juga mengatakan bahwa alokasi untuk penelitian ilmiah pada tahun akademik baru akan naik dari 70 juta pound menjadi 100 juta pound. [LE1 sekitar Rp 1.600].*