Hidayatullah.com–Sebagian warga Saudi dan ekspatriat yang tinggal di negara itu mengajak publik untuk memboikot produk-produk Prancis, menyusul publikasi kartun penghinaan terhadap Nabi Muhammad yang dilakukan oleh tabloid satir asal negeri mode itu, Charlie Hebdo, pekan lalu.
“Penting untuk memboikot produk-produk makanan dan parfum Prancis dan memukul perekonomian Prancis, karena mereka mengabaikan perasaan Muslim dengan mempublikasikan kartun pelecehan. Itu adalah solusi terbaik untuk membela Islam dan nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,” bunyi sebuah pesan yang ditulis seorang pengguna yang disebarkan di berbagai situs jejaring sosial dikutip Arab News Selasa (20/1/2015).
Pesan serupa di berbagai situs juga menampilkan nama-nama populer produk Prancis yang harus diboikot oleh warga dan orang asing di Saudi.
Sementara itu di Yordania, para pengguna media sosial mengajak warga untuk ikut dalam kampanye “Boikot Prancis”.
Para aktivis mendesak agar tindakan dilakukan atas perusahaan-perusahaan asal Prancis seperti Carrefour dan SPBU yang berafiliasi dengan Total, lansir sebuah laporan hari Ahad (19/1/2015).
Penggagas inisiatif itu, yang kabarnya telah menarik lebih dari 4.000 pengguna Facebook, mengatakan bahwa kampanye itu ditujukan untuk memberikan tekanan kepada negara Prancis agar mengakhiri publikasi kartun yang melecehkan.
Emad Kareem, seorang praktisi kehumasan dari sebuah agen lokal mengatakan kepada Arab News bahwa sejumlah perusahaan Prancis telah menyewa agen kehumasan untuk mengatasi aksi balasan dari konsumen Muslim akibat ulah Charlie Hebdo.
“Ada beberapa perusahaan Prancis, khususnya di negara-negara Teluk Arab yang mengimpor produk makanan Prancis, yang mengatakan bahwa mereka mengecam penghinaan terhadap agama dan kartun-kartun pelecehan Charlie Hebdo,” kata Kareem.
Namun, kata Kareem, sejauh ini belum tampak dampak dari aksi boikot produk Prancis di Arab Saudi.*