Hidayatullah.com–Lebih dari 4.000 personel militer Amerika Serikat yang berpangkalan di Fort Carson, Colorado, sedang berangkat menuju Kuwait, di mana mereka akan menjadi pasukan darat Amerika terbesar di kawasan itu, setelah Presiden Amerika Serikat meminta wewenang kepada Kongres untuk melancarkan operasi militer terhadap kelompok ISIS/ISIL.
Obama mengatakan tidak akan menerjukan tentara dalam jumlah sangat besar seperti yang dilakukan di Afghanistan dan Iraq, tetapi dia meminta izin untuk perang melawan ISIS/ISIL selama tiga tahun. Pertempuran itu nantinya dapat diperluas ke kelompok-kelompok suksesor yang berkaitan erat dengan ISIS/ISIL.
Amerika Serikat menempatkan satu brigade di Kuwait sejak akhir perang di Iraq tahun 2011. Tentaranya, termasuk dua unit dari Fort Carson, telah melatih pasukan lokal yang berasal dari berbagai negara Timur Tengah.
Dalam tugas teranyarnya belum lama ini ke Kuwait, satu tim tempur dari Fort Carson melakukan misi pelatihan dengan tentara dari sejumlah negara sekutunya termasuk Yordania dan Uni Emirat Arab, yang bergabung dengan pasukan koalisi melawan ISIS/ISIL.
Pasukan yang berangkat ke Kuwait itu merupakan pasukan dari Fort Carson dengan persenjataan paling lengkap. Mereka dipersenjatai dengan tank-tank dan Bradley Fighting Vehicles. Banyak dari personelnya merupakan veteran satu atau lebih brigade yang pernah bertempur di Iraq.
“Kami sudah biasa dikerahkan,” kata komandan brigade itu Kol. Greg Sierra.
Brigade berkekuatan lebih dari 4.000 orang itu dilatih lebih dari satu tahun untuk misi di Kuwait tersebut. Mereka berlatih taktik perang yang pernah dipergunakan dalam invasi ke Iraq tahun 2003, lansir Associated Press (15/2/2015) mengutip laporan Colorado Spring Gazette.
Tentara Amerika itu dilatih mulai dari operasi bantuan kemanusiaan hingga pertempuran tanpa jeda.
Kepada prajurit dan keluarganya, Sierra sesumbar mengatakan, “Pada akhirnya, jika kita terlibat dalam pertempuran, kita pasti menang.”*