Hidayatullah.com-Ahmad Muhamed, remaja Amerika Serikat (AS) berusia 14 tahun yang menjadi perhatian dunia dalam waktu dua hari ini rupanya dikenal memiliki keluarga yang pemurah hati.
Remaja berkacamata berkulit agak gelap ini menjadi silibiritis internet akibat menjadi korban islamophobia di Amerika Serikat yang akut. Remaja Muslim ini dilaporkan gurunya, ditangkap di sekolahnya sendiri dan digelandang dengan tangan diborgol oleh polisi hanya karena dia membuat sebuah jam dinding digital yang dikira bom. [Baca: Di Amerika, Pelajar Muslim Ditangkap dan Diborgol karena Membuat Jam Dinding!]
Akibat kehebohan ini, Ahmed yang telah kembali kerumahnya di Irving didatangi ratusan wartawan berbagai media massa. Di depan rumahnya, wartawan menunggu Ahmed melakukan konferensi pers.
Ketika wartawan menunggu pernyataan Ahmed, Rabu (16/09/2015), mereka dikejutkan dengan orangtua Ahmed, Mohamed El Hassan (54), dengan membawakan pizza dan minuman untuk para wartawan.
Ahmed mulai konferensi pers dengan menguncapkan ‘assalamuaikum’ sebelum ia berkata ingin menggunakan momen publisitas ini untuk ‘membantu setiap anak lainnya di seluruh dunia yang memiliki masalah seperti nya’.
“Aku merakit jam untuk mengesankan guru saya, tapi ketika saya menunjukkan padanya, dia pikir itu adalah ancaman baginya. Jadi itu benar-benar sedih karena dia salah mengira.”
Ayah Ahmad mengucapkan terima kasih atas dukungan publik kepada Ahmed. ‘’Apa yang bisa saya katakan? Saya berterima kasih kepada Amerika Serikat,’’ ujarnya seperti dikutip dari laman Guardian, Kamis (17/09/2015).
“Tindakan itu bukan Amerika Serikat,” ujarnya menanggapi seolah anaknya teroris berbahaya.
Diskriminasi kepada remaja Muslim ini rupanya menarik dukungan berbagai pihak. Foto Ahmed Mohamed, 14, mengenakan t-shirt bergambar logo NASA sedang berdiri dengan tangan terborgol di belakang sementara seorang polisi mengawasiny,a beredar luas di internet. Foto itu di-retweet ribuan kali sehingga #IStandWithAhmed manjadi top trending hashtag di Twitter.
Ia bahkan diundang secara khusus ke Gedung Putih oleh Presiden Amerika Barrack Obama dan menjadi ‘incaran’ pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.*