Hidayatullah.com—Organisasi relawan Medecins Sans Frontiers (Dokter Tanpa Batas) mengatakan stafnya telah meninggalkan rumah sakitnya yang terletak di kota Kunduz, Afghanistan, setelah tempat itu dibom dalam serangan udara yang dilakukan oleh pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat.
Sedikitnya 22 orang, termasuk staf MSF, tewas dalam serangan itu, lapor BBC Ahad (4/10/2015).
MSF mengatakan sejumlah tenaga medis juga merawat orang-orang yang terluka di klinik-klinik lain di Kunduz.
MSF mengatakan sebagian besar stafnya ditarik keluar kota tersebut.
“Rumah sakit MSF sudah tidak berfungsi lagi. Semua pasien kritis telah dipindahkan ke fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya dan tidak ada staf MSF yang bekerja di rumah sakit kami,” kata seorang wanita jurubicara MSF kepada AFP.
“Pada tahap ini saya tidak dapat mengkonfirmasi apakah trauma centre milik kami di Kunduz akan dibuka kembali, atau tidak,” imbuh wanita tersebut.
MSF mengatakan rumah sakit itu merupakan penyelamat bagi kehidupan ribuan warga di Kunduz dan wilayah utara Afghanistan.
Dua belas anggota MSF dan 10 pasien tewas ketika rumah sakit itu dihantam bom, ketika pasukan Afghanistan yang dibantu pasukan NATO pimpinan Amerika Serikat bertempur berusaha merebut kembali Kunduz dari Taliban.
Puluhan lainnya terluka dan rumah sakit mengalami kerusakan parah akibat serangkaian serangan udara yang berlangsung lebih dari satu jam dimulai Sabtu (3/10/2015) pukul 02:00 pagi waktu setempat.
Lewat Twitter MSF berkata, “Rumah sakit itu berulang kali dan secara tepat dihantam setiap kali serangan udara dilakukan, sementara bagian lain dari tempat itu kebanyakan tidak tersentuh.”
“Tidak seorang pun staf kami melaporkan tentang adanya pertempuran di dalam lingkungan rumah sakit sebelum serangan udara AS dilakukan pada Sabtu pagi,” kata MSF.
Pasukan Afghanistan dikabarkan sekarang telah berhasil merebut kembali Kunduz dari Taliban.
MSF menuntut agar dilakukan penyelidikan atas serangan udara pasukan AS dan sekutunya yang menarget rumah sakit yang dikelolanya itu.
Militer Amerika Serikat mengatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan atas insiden tersebut, lapor BBC.
Amerika Serikat dan sekutunya tidak jarang melancarkan serangan atas fasilitas non-militer dengan alasan di tempat tersebut bercokol anggota kelompok bersenjata yang menjadi targetnya.*