Hidayatullah.com—Peritel-peritel besar di Amerika Serikat mengundang konstroversi dengan menjual seragam tentara Israel dan “hidung Arab” sebagai kostum anak-anak untuk perayaan Halloween. Barang-barang itu dinilai rasis dan melecehkan oleh kelompok-kelompok pembela hak-hak sipil dan asasi manusia.
Halloween merupakan budaya dan tradisi warga Amerika Serikat yang dirayakan pada hari terakhir di bulan Oktober. Ketika itu anak-anak memakai kostum-kostum “mengerikan” dan unik, lalu mendatangi setiap rumah dan mengucapkan ancaman (guyon) “trick or treat”. Halloween menjadi waktu anak-anak berkeliaran di malam hari menagih pemberian dari tuan rumah, atau kalau tidak diberi maka penghuni rumah akan dikerjai oleh mereka. Halloween juga dirayakan oleh orang dewasa dan sekarang menjalar ke berbagai negara di dunia.
Amazon menjual seragam tentara Zionis dengan harga $29,99 dan menarik komentar-komentar negatif dari pengguna internet yang menyebutnya “menjijikan”.
Di EBay, kostum itu dijual dengan menampilkan seorang anak mengenakan seragam tersebut sambil memegang pistol mainan di tangan kanannya.
Amazon juga memajang “Sheik Fagin Nose” dan “Sultan Nose Latex Appliance”, dengan ilustrasi gambar seorang pria Arab mengenakan tudung kepala dengan hidung berukuran besar.
Wal-Mart, toko ritel terbesar di Amerika Serikat, buru-buru menarik kedua barang itu dari rak-raknya. EBay kepada AFP mengatakan bahwa mereka tidak lagi menjual hidung Arab. Sedangkan Amazon, masih menawarkan kedua barang itu di situsnya dan menolak untuk memberikan komentar.
“Kami tidak membolehkan barang-barang yang mempromosikan atau memuji-muji kebencian, kekerasan, atau intoleransi rasial, seksual dan agama,” kata seorang jurubicara EBay kepada AFP lewat email.
American-Arab Anti-Discrimination Committee (ADC) menyambut baik tindakan Wal-Mart yang menarik penjualan kedua barang itu dan bergabung bersama kelompok penekan mengajak peritel lain untuk tidak menjualnya.
“Kostum-kostum itu sangat bermasalah dan ofensif bagi kebanyakan orang,” kata Presiden ADC Samer Khalaf, seraya menuding kekerasan militer Israel atas rakyat Palestina.
“Simbol-simbol dari kegerian, kekerasan dan sejarah panjang pengusiran orang keluar dari negerinya itu seharusnya tidak digunakan untuk tujuan hiburan,” kata Khalaf merujuk seragam serdadu zionis untuk kostum Halloween anak-anak.
Kelompok-kelompok pemrotes mengatakan kostum-kostum itu tidak hanya rasis, tetapi juga dapat menyulut kejahatan berlatarbelakang kebencian terhadap orang-orang Arab yang tinggal di Amerika.
Ibrahim Hooper dari Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengatakan kostum bermasalah itu merupakan problem yang selalu muncul setiap tahun.
“Ini seperti masalah musiman, yang setiap tahun sekitar waktu ini (Oktober, red), selalu ada kostum Hallowen yang rasis dan melecehkan, yang harus digugat,” kata Hooper, seperti dikutip Aljazeera (29/10/2015).*