Hidayatullah.com–17 wakil negara-negara juga PBB serta Uni Eropa pada akhir pertemuan di Wina hari Jumat (31/10/2015) sepakat untuk mempertemukan oposisi dan pemerintah Suriah dalam rangka pembentukan pemerintahan baru yang tidak sektarian. Setelah itu dilakukan pembentukan undang-undang baru dan penyelenggaraan pemilu, demikian lansir Al Jazeera (31/10/2015).
Demikian juga mereka menyerukan gencatan senjata di seluruh wilayah serta bersepakat menentukan pertemuan baru setelah dua pekan.
Dalam keterangan bersama, para peserta menyeru untuk dihentikannya kontak senjata di seluruh wilayah Suriah dan besepakat Suriah menjadi negara kesatuan.
John Kerry selaku menteri luar negeri AS menyatakan bahwa seluruh peserta sepakat mengenai solusi politik namun masih berbeda mengenai lanjutnya pemerintahan Bashar Al Asad.
Sedangkan Sergey Lavrov, menteri luar negeri Rusia menyatakan bahwa seluruh peserta sepakat untuk memerangi ISIS/IS juga kelompok lainnya. Hal itu bertujuan untuk mencegah mereka menguasai pemerintahan Suriah.
Adapun Frank Walter Steinmeir menteri luar negeri Jerman menyatakan bahwa seluruh peserta sepakat pemerintahan Suriah dengan kepemimpinan sekuler.
Pertemuan itu sendiri dihadiri utusan dari AS, Rusia, Saudi, Turki, China, Inggris, Jerman, Perancis, Italia, Lebanon, Iran, Yordania, Qatar, Mesir, Oman, Emirat dan Iraq disamping utusan PBB serta Uni Eropa.