Hidayatullah.com—Pemerintah Teheran menerjunkan personel Garda Revolusi untuk mengambil alih operasi tanggap bencana. Menurut laporan The Telegraph Kamis ( 16/8/2012), Garda Revolusi diterjunkan untuk mengkoordinasi penyaluran bantuan dan mengatasi kemungkinan terjadinya kerusuhan, serta menghentikan operasional organisasi kemanusiaan.
Rekening bank untuk menampung sumbangan dari para donor yang dibuka oleh individu masyarakat ditutup oleh pihak berwenang.
Para relawan mengatakan, kendaraan-kendaraan mereka dihentikan dan digeledah dalam perjalanan menuju lokasi bencana. Mereka disuruh pulang setelah makanan dan berbagai bantuan yang dibawanya disita petugas. Salah seorang relawan bernama Ghaffar mengatakan, tentara bahkan mengambil air minum dari kendaraannya.
Website pro-reformasi Kalameh menuding anggota Garda Nasional bertindak kasar dan membagikan bantuan secara tidak tepat. Situs itu juga mengatakan bahwa para kamerawan dilarang mengambill gambar di lokasi gempa.
Sebelumnya para anggota parlemen memprotes karena kebanyakan bantuan kemanusiaan yang pertama kali sampai ke korban justru merupakan sumbangan yang dikumpulkan individu dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lewat mobilisasi di situs jejaring sosial. Sementara sekitar 8.000 selimut yang didistribusikan oleh Bulan Sabit Merah Iran raib entah ke mana.
Disamping itu diperkirakan, jumlah korban tewas sebenarnya jauh melebihi angka yang disebutkan pemerintah. Setidaknya 306 orang diyakini tewas akibat dua gempa yang mengguncang wilayah timur laut Iran hari Sabtu lalu itu.
Pengambilalihan operasi kemanusiaan oleh Garda Nasional dilakukan menyusul kunjungan jurubicara parlemen Ali Larijani ke lokasi gempa.
Kepala organisasi manajemen krisis Hassan Ghadami mengumumkan bahwa semua pekerjaan akan diambilalih oleh Garda Revolusi, Bulan Sabit Merah dan Imam Khomeini Relief Committee, lembaga bantuan yang dijalankan pemerintah.*