Hidayatullah.com—Wakil Perdana Menteri Israel Silvan Shalom, seorang politisi veteran dari Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu, hari Ahad (20/12/2015) mengundurkan diri menyusul tuduhan pelecehan seksual atas sejumlah wanita selama karirnya.
Keputusan untuk mundur Shalom, yang juga menjabat sebagai menteri dalam negeri dan pernah menjadi menteri luar negeri itu, diharapkan tidak mengganggu stabilitas pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Media di Israel beberapa hari belakangan mengabarkan sejumlah wanita melaporkan bahwa Shalom telah melecehkan mereka. Kejaksaan Agung Israel hari Ahad memerintahkan agar kepolisian menyelidiki tuduhan itu, lansir Reuters.
“Saya telah memutuskan mundur dari jabatan saya sebagai menteri dan anggota Knesset (parlemen Israel),” kata Shalom dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa dia khawatir beban dari isu belakangan ini akan memberatkan keluarganya.
Shalom bukanlah pejabat tinggi dan politisi Zionis Israel pertama yang terpaksa meletakkan jabatannya karena skandal seksual.
Mantan presiden Moshe Katsav turun dari kursi presiden pada 2007 dan kemudian divonis penjara 7 tahun, setelah terbukti bersalah dua kali melakukan pemerkosaan atas seorang stafnya ketika dia masih menjabat menteri di kabinet pada akhir tahun 1990-an, serta melakukan serangan seksual atas dua wanita lainnya yang bekerja untuk dirinya saat menjabat presiden. Katsav membantah telah melakukan semua itu.*