Hidayatullah.com—Menteri Kehakiman Turki hari Senin (15/2/2016) mengatakan bahwa rakyat tidak mempercayai pengadilan yang ada di negeri itu.
Hal tersebut dikemukakan Menteri Kehakiman Bekir Bozdag ketika menanggapi kritik dari anggota legislatif dari Komisi Perencanaan dan Anggaran asal partai oposisi. “Saya ingin mengatakan bahwa Turki mendapatkan poin negatif dalam hal kepercayaan maupun kepuasan terhadap peradilan. Tujuan kami semata-mata mengubah poin negatif ini menjadi poin positif.”
Rapat dengar pendapat itu memanas ketika anggota komisi mengkritik kementerian dengan mengutip hasil survei tentang kepercayaan rakyat terhadap lembaga peradilan di Turki yang hanya 30 persen. Menurut Bozdag, kepercayaan berbeda dengan kepuasan, namun dia mengakui bahwa kondisi keduanya di Turki buruk.
Dilansir Today’s Zaman, jajak pendapat oleh Gezici pada April 2015 menunjukkan bahwa 71,4 persen rakyat Turki tidak percaya bahwa mereka akan mendapatkan keadilan dalam sistem peradilan di negara itu jika suatu hari mereka berpekara di pengadilan. Survei itu melibatkan 4.860 orang dari 36 provinsi di seluruh penjuru Turki, guna mengukur persepsi masyarakat dalam berbagai agenda negara.
Ketika ditanya apkah mereka meyakini partai pemerintah saat ini, AKP, dan Presiden Turki yang juga berasal dari AKP, Recep Tayyip Erdogan, ikut campur dalam masalah hukum, sebanyak 71,7 persen responden mengatakan AKP dan Erdogan mempengaruhi sistem peradilan yang ada.
Baca juga: Puluhan Polisi Senior Turki Ditangkap karena Spionase dan Penyadapan Ilegal
Hakim Panggil Putra Erdogan karena Tidak Menghadiri Persidangan
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Sejak dilakukan penyelidikan kasus korupsi besar, yang melibatkan orang-orang di lingkungan dalam Erdogan, pada 17 Desember 2013, ratusan hakim dan jaksa serta banyak anggota kepolisian ditekan mundur dari jabatannya atau pensiun dini. Tidak hanya itu, pengadilan banyak membebaskan tersangka kasus korupsi. Pada saat yang sama, ratusan kasus penghinaan terhadap Presiden Erdogan –dengan tersangka mulai dari kalangan biasa (termasuk anak-anak dan remaja) hingga kalangan pejabat dan akademisi– mengantri di pengadilan.*