Hidayatullah.com—Israel telah melakukan puluhan serangan udara di Suriah, demikian dikatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Senin (11/4/2016). Pengakuan itu merupakan yang pertama kali dikemukakan Israel perihal serangan di Suriah.
Selama ini Israel selalu menyatakan netral soal konflik di Suriah, tetapi pada saat yang sama bersumpah akan mencegah pengiriman persenjataan kepada Hizbullah dukungan Iran yang ikut bertempur di Suriah. Israel selalu diam ketika muncul laporan yang menyebutkan militernya melakukan serangan udara di Suriah.
Dalam kunjungannya ke Dataran Tinggi Golan yang diduduki oleh serdadu Zionis, kepada tentara Israel Netanyahu berkata, “Kita bertindak jika diperlukan untuk bertindak, termasuk di sini di luar perbatasan, dengan puluhan serangan yang ditujukan untuk mencegah Hizbullah mendapat pasokan senjata dalam jumlah besar.”
Netanyahu tidak menyebutkan serangan udara macam apa yang dilancarkan Israel di Suriah. Dia juga tidak menyebutkan kapan serangan-serangan itu dilakukan, lapor Reuters.
Israel menyambut baik gencatan senjata di Suriah bulan Februari lalu, tetapi juga mengisyaratkan kemungkinan serangan ke Hizbullah jika mendapat ancaman dari kelompok bersenjata Syiah asal Libanon yang bertempur membela rezim Bashar Al-Assad itu.
Pejabat-pejabat Israel telah meminta jaminan dari Rusia, yang mengirimkan pasukan sejak tahun lalu untuk membantu rezim Assad, bahwa Kremlin tidak akan membiarkan Iran dan Hizbullah menggalang kekuatan seiring dengan penarikan sebagian pasukan Rusia dari Suriah yang diumumkan Moskow bulan lalu.
Israel dan Rusia memiliki jalur komunikasi khusus untuk mencegah bentrokan pesawat-pesawat mereka di wilayah udara Suriah.
Israel dan Hizbullah terakhir terlibat perang pada 2006, di mana Zionis melancarkan serangan roket, serangan udara dan juga mengerahkan pasukan daratnya ke Libanon.
Para pemimpin Israel mengatakan bahwa sejak konflik itu, Hizbullah menambah jumlah dan meningkatkan kemampuan jelajah roket-roketnya sehingga dapat menjangkau wilayah kekuasaan Israel.*