Hidayatullah.com–Seorang wanita di Shahjahanpur dijuluki ‘pahlawan’ ketika bertindak sendirian memburu pemerkosa dan pencabul dengan cara melakukan ronda di daerah di kampungnya dengan membawa senjata setelah polisi gagal membendung kejadian kriminal di daerah tersebut.
Shahana Begum (42), yang juga ibu dari empat orang anak itu juga mengklaim berhasil mengurangi serangan dan gangguan seksual di daerah kampungnya sejak 2013.
Begum yang digelari Bandookwali Chachi (Bibi Bersenjata) mulai bertindak sendirian setelah menangkap tiga pria yang memperkosa seorang remaja perempuan.
Ketiga pria itu diserahkan ke polisi dan memaksa mereka ‘menerima hukuman’ yang berakhir dengan salah seorang pemerkosa menikahi korban.
Shahana sering mengunjungi kantor polisi untuk berhadapan dengan pemerintah yang mengabaikan aduannya malah dia juga tidak gentar untuk mengacungkan pistol ke wajah penjahat atau keluarga penjahat.
“Ada saatnya ketika para gadis datang kepada saya karena polisi gagal membantu mereka,” tambah dia.
“Lalu mereka meminta bantuan saya untuk menyelesaikan masalah itu,” kenang Begum.
Menurut laporan Mail Online, wanita yang ditinggal suaminya 17 tahun lalu awalnya merasa khawatir dengan keselamatan anak perempuannya dan memutuskan untuk menjadi pemburu untuk melindungi wanita di daerah bersangkutan.
“Senjata adalah suami kedua yang saya butuhkan sepanjang waktu dan hasilnya sekarang tidak ada seorang pria yang berani mengganggu wanita di daerah saya,” katanya.
Shahana mengatakan, penjahat tahu yang dia tidak akan ragu untuk menembak mereka karena sikap tegasnya melindungi para wanita desa sebagaimana seorang ibu melindungi anak-anaknya.
“Sejak saya mulai bertindak, tidak ada lagi terdengar kasus-kasus terkait dilaporkan ke polisi malah korban akan terus datang kepada saya jika polisi gagal membantu karena mereka tahu saya bisa menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Wanita itu membeli senjata pertamanya pada 1999 dengan harga 15.000 rupee di sebuah toko menjual senjata di sini dan mulai belajar menembak di daerah padang kosong di belakang rumahnya.
Begum memang sudah terbiasa menggunakan senjata api, karena ayah dan kakak laki-lakinya kerap menggunakan senjata api. Dia kemudian mendapatkan lisensi untuk memiliki senjata api pribadi.
Setelah mendapatkan lisensi, pada 1999 Begum membeli senapan pertamanya di sebuah toko senjata di Shahjahanpur dengan menggunakan uang tabungannya.
Dia kemudian berlatih menembak di lapangan kosong di belakang kediamannya. Akibat latihan rutin itu, Begum kini sangat handal menggunakan senjata api.
Kebiasaan Begum yang menggunakan pendekatan langsung dan perilakunya yang tak suka basa basi membuatnya sangat disegani.
Dia bahkan berani menghadapi sosok pria bertubuh besar atau anggota masyarakat yang berpengaruh dalam usahanya melindungi para perempuan.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Selain itu, Begum secara rutin berkeliling desa setiap pekan untuk berbicara dengan warga dan membantu menyelesaikan berbagai jenis perselisihan sehari-hari.
Aksi Begum ini berdampak sangat besar, kini para perempuan desa merasa sangat terlindungi.
“Kini tak ada pria yang berani sembarangan kepada kami,” kata Sehra Banu (20), seorang penduduk desa.
“Saya mendengar seorang gadis dilecehkan dan diperkosa di daerah lain, tetapi bukan di sini, mereka takut kepada bibi bersenapan,” tambah Banu.
“Dia adalah penolong kami. Kini kami bisa pergi ke sekolah atau bekerja dengan aman. Saya tak akan meninggalkan desa ini karena tak ada orang seperti dia di luar sana,” tambah Banu.
Negara bagian Uttar Pradesh adalah salah satu daerah terpadat di India sekaligus daerah dengan paling banyak kasus perkosaan yang dilaporkan.
Biro Catatan Kejahatan Uttar Pradesh mencatat jumlah kasus perkosaan dari 2014-2015 meningkat 160 persen.*