Hidayatullah.com—Seluruh surat suara dalam pemilihan umum di Belanda bulan depan akan dihitung dengan tangan guna mencegah para peretas mengakali hasil perhitungan. Tindakan itu diambil menyusul laporan bahwa perangkat lunak yang biasa dipakai untuk menghitung hasil voting mudah diretas.
Dalam suratnya kepada Parlemen Belanda hari Rabu (1/2/2017), Menteri Dalam Negeri Ronald Plasterk menulis “tidak boleh ada keraguan yang mengusik hasil perhitungan” pemilihan umum parlemen 15 Maret, lapor Deutsche Welle.
Untuk menghilangkan kekhawatiran akan adanya gangguan itu, setiap daerah sekarang harus menghitung suaranya secara manual dan tidak menggunakan sistem perhitungan otomatis.
“Saya tidak bisa menafikan ada aktor-aktor negara yang mungkin berusaha mengambil untung dari keputusan politik dan opini publik di Belanda,” kata Plasterk.
Berbicara kepada lembaga penyiaran RTL, Plasterk mengatakan aktor negara luar itu bisa jadi termasuk Rusia.
“Sekarang ini ada indikasi bahwa orang-orang Rusia kemungkinan tertarik [meretas perhitungan], [karenanya] untuk pemilu-pemilu yang akan datang kita harus kembali menggunakan cara lama dengan pena dan kertas,” ujarnya.
Lembaga-lembaga intelijen sudah memperingatakan bahwa pemilu-pemilu penting yang akan berlangsung tahun ini di Belanda, Prancis dan Jerman kemungkinan rentan serangan hacker. Ketakutan akan hal itu merebak menyusul tuduhan intelijen Amerika Serikat terhadap Rusia, yang dianggap mengacaukan jalannya pemilu November 2016 untuk memenangkan Donald Trump.
Surat suara dalam pemilu di Belanda biasanya dihitung dengan tangan di tempat-tempat pemungutan suara setempat, sebelum diproses secara elektronik di tingkat regional dan nasional.
Komisi Pemilu Belanda pekan ini mengatakan pihaknya sudah melakukan penyelidikan terhadap potensi kelemahan dalam software yang dipergunakan untuk menghitung hasil pemilu. Hal itu dilakukan menyusul adanya laporan oleh media setempat yang mengatakan bahwa perangkat lunak yang dipakai mudah diretas.
Sekitar 12,6 juta warga Belanda berhak mengikuti pemilu bulan depan. Partai anti imigrasi dan anti Uni Eropa pimpinan Geert Wilders, Partai Kebebasan, dalam jajak pendapat beberapa bulan terakhir sering unggul. Partai anti Islam itu diperkirakan akan memenangi pemilu parlemen bulan Maret.*