Hidayatullah.com–Inggris akan secara resmi memulai proses perundingan Britain Exit (Brexit) untuk menegakkan Pasal 50 dalam Perjanjian Lisbon Uni Eropa (UE) pada tanggal 29 Maret, menurut para pejabat setempat hari Senin, 20 Maret ini.
“Kami ingin memulai negosiasi segera,” kata seorang juru bicara untuk Perdana Menteri Inggris, Theresa May kepada wartawan.
Duta Besar Inggris untuk Brussels, Tim Barrow pagi ini memberitahu kantor Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk tentang niat Inggris untuk memberikan efek kepada Pasal 50 dari Perjanjian Lisbon pada 29 Maret, menurut Kementerian Brexit dalam sebuah pernyataan.
Menteri Brexit, David Davis mengatakan dalam pernyataan bahwa orang-orang Inggris sudah sesuai dengan “keputusan bersejarah” untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum 23 Juni ini.
Baca: Mayoritas Warga Inggris Menolak Referendum Kedua Penentuan Brexit
“Rabu depan, pemerintah akan mulai menerapkan keputusan dan secara resmi memulai proses untuk menegakkan Pasal 50,” katanya dikutip AFP.
“Kami ada di ambang batas antara negosiasi paling penting untuk negara ini dalam satu generasi.”
Mayoritas dari 52 persen dari pemilih Inggris memilih untuk meninggalkan anggota Uni Eropa yang pertama dalam sejarah untuk melakukannya.
Sebagaimana diketahui, Inggris akan meninggalkan pasar tunggal Uni Eropa (UE) sebagai sikap tegas untuk melepaskan diri dari blok negaranegara Eropa. Namun, muncul isu boikot kerja sama perdagangan negara-negara Eropa dengan Inggris. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, Inggris seharusnya tidak memperkirakan hubungan perdagangan yang baik dengan Eropa setelah keluar dari pasar tunggal 500 juta orang.
“Jika Hollande menginginkan menghukum seseorang memilih melarikan diri, itu seperti film Perang Dunia II. Saya tidak berpikir itu sebagai cara untuk maju,” tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Boris Johnson, dilansir Reuters.
“Itu bukan kepentingan kawan atau mitra kita,” ujarnya saat berada di Dialog Raisina, konferensi geopolitik yang digelar Kementerian India di New Delhi.
Baca: George Soros: Brexit Bisa Positif Bagi Eropa
Dakwah Media BCA - Green
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Menurut Johnson, banyak negara yang mengantre untuk menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Inggris ketika kita meninggalkan UE. Inggris tidak akan lagi menggunakan kebijakan perdagangan yang dibuat Komisi UE.
“Selama di bawah peraturan UE, kita tidak akan bernegosiasi dengan pakta-pakta baru hingga kita meninggalkan blok tersebut,” ujarnya.
Banyak pihak mengecam dan mengkritik kebijakan May keluar dari Eropa. “Theresa May sudah mengukuhkan Inggris menuju ke Brexit yang sulit,” kata pemimpin Partai Demokrat Liberal, Tim Farron, kepada BBC.*