Hidayatullah.com—Tanzania telah mengusir kepala United Nations Development Program (UNDP) di negaranya, kata Kementerian Luar Negeri Tanzania dalam sebuah pernyataan.
Tanzania menyalahkan Awa Dabo, seorang wanita warganegara Gambia, atas memburuknya kinerja kantor PBB yang dipimpinnya, didorong oleh apa yang disebut pemerintah setempat sebagai “menegangnya hubungan” dengan para stafnya.
Baik Awa Dabo maupun UNDP tidak memberikan komentar, lapor BBC Selasa (25/4/2017).
Namun, media setempat menghubungkan pengusiran pejabat PBB itu dengan kritikannya terhadap pemilu kontroversial yang digelar di Pulau Zanzibar oleh Tanzania tahun lalu.
Dalam pernyataannya, kementerian tidak berkomentar tentang kabar tersebut, tetapi mendesak UNDP agar mengingatkan para stafnya bahwa prioritas pertama kerja mereka adalah bekerja sama dengan pemerintah Tanzania untuk membantu negara itu mencapai target-terget pembangunannya.
Berbicara tanpa ingin identitasnya diketahui publik, seorang staf UNDP mengatakan bahwa Awa Dabo sudah dideportasi, dengan pengawalan petugas keamanan, pada hari yang sama pemerintah Tanzania mengeluarkan perintah pengusiran itu.
Di Zanzibar pada Maret 2016 digelar pemilu yang dianggap sebagian pihak internasional kontroversial, sehingga memicu pemerintah Amerika Serikat untuk menarik kembali janji bantuannya kepada Tanzania hampir setengah miliar dolar. Washington menyebut pemilu itu “tidak inklusif dan tidak mewakili.”
Kelompok oposisi di wilayah kepulauan semi-otonom itu memboikot pemilu presiden tersebut, yang dimenangkan mutlak oleh kandidat dari partai penguasa Tanzania Chama Cha Mapinduzi (CCM).
Anggota legislatif dari partai oposisi Paskal Haonga mengecam pengusiran Awa Dabo oleh pemerintah, dengan mengatakan bahwa hal itu mencoreng reputasi Tanzania di lingkungan diplomasi internasional.*