Hidayatullah.com–Kementerian Luar Negeri Iran telah memanggil Duta Besar Pakistan di Teheran untuk memprotes pembunuhan sembilan tentaranya yang dilakukan kelompok Baluchi, kutip IRNA hari Sabtu.
Kelompok milisi Sunni Baluchi yang akrab disebut Jaish Al-Adl (Army of Justice/ Tentara Keadilan), mengaku bertanggung jawab atas serangan pada hari Rabu di Provinsi Sistan-Baluchestan, Iran, yang menewaskan sepuluh penjaga perbatasan.
“Iran mengharapkan Pakistan mengambil tindakan serius dan penting untuk menangkap dan menghukum para teroris yang bertanggung jawab atas pembunuhan sembilan penjaga kami,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi dikutip IRNA, Sabtu (29/04/2017).
“Pesan tersebut disampaikan ke Duta Besar Asif Ali Khan Durrani pada hari Jumat,” katanya.
Baca: Iran Beri Pelatihan Militer Pada Mahasiswa Imam Hossein untuk Berperang di Suriah
Sebegaimana diketahui, sepuluh penjaga perbatasan Iran tewas oleh kelompok milisi Sunni bersenjata lewat sebuah serangan di perbatasan Pakistan, hari Rabu (26/04/2017).
Kelompok Jaisyul Adl mengklaim bertanggung jawab atas serangan lintas batas.
10 penjaga perbatasan di daerah Mirjaveh, Provinsi Sistan dan Baluchestan tewas dalam serangan di titik nol perbatasan Pakistan, kutip media Tasnim.
Polisi Iran melalui media pemerintah mengatakan para penjaga tewas akibat senjata jarak jauh.
“Pemerintah Pakistan punya tanggung jawab besar atas serangan tersebut”, menurut pernyataan itu.
Iran mengklaim, Provinsi Sistan-Baluchestan di sebelah tenggara sejak lama terganggu aktivitas penyelundupan narkoba dan kelompok separatis.
Populasi provinsi ini sebagian besar adalah Muslim Sunni, sementara mayoritas warga Iran merupakan penganut Syi’ah.
Jaisyul Adl adalah kelompok perlawanan Sunni yang kerap melakukan serangan terhadap pasukan keamanan Iran, dengan dengan alasan penindasan Muslim Sunni dan etnis Baluch di provinsi ini.
Kelompok Muslim Sunni Baluchi mengklai telah lama ditekan oleh kelompok Syiah di Teheran mengenai etnis dan agama mereka.
Mereka juga mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 8 penjaga perbatasan pada April 2015 dan 14 penjaga perbatasan pada Oktober 2013, kutip Reuters.
Sementara itu, hari Sabtu, 2 warga Iran ditembak mati di Turki oleh orang tak dikenal yang memakai topeng. Kantor Berita Dogan, Turki melaporkan, kedua korban diidentifikasi sebagai S.K dan M.M menaiki mobil mewah di Maslak, yaitu kota yang terletak di wilayah Eropa ketika sebuah jip menghalangi mereka.
S.K dilaporkan mati di tempat kejadian akibat cedera yang dialaminya, sedangkan M.M meninggal dunia di rumah sakit. Menurut laporan, penyerang berhasil melarikan diri. Namun, tidak ada informasi lebih lanjut sehubungan identitas korban dalam laporan tersebut.*