Hidayatullah.com–Wakil Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammad bin Salman menolak dialog dengan Iran, negara yang disindirnya, sibuk dengan rencana mengontrol dunia Islam.
Menteri Pertahanan Arab Saudi ini juga mengatakan negaranya akan menghapus pemberontakan didukung Iran di Yaman, dimana Arab Saudi menjadi pemimpin pasukan koalisi Teluk Arab dan ikut ambil bagian dalam perang di negara itu.
Di Yaman, Iran membantah menyediakan bantuan keuangan atau militer ke pemberontak Syiah al Houthi (Hautsi) yang menentang tentara pemerintah bersekutu dengan Arab Saudi.
enurutnya, muncul keyakinan bahwa ada warga Syiah yang diyakini sebagai keturunan Nabi yang bersembunyi 1.000 tahun yang lalu dan akan kembali mendirikan pemerintahan Islam global sebelum dunia kiamat.
”Bagaimana Anda berdialog dengan ini (Iran)?,” tanya Mohammed dalam wawancara yang telah diunggah di media sosial, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (3/5/2017).
”Logika (Iran) adalah bahwa Imam Mahdi akan datang dan mereka harus mempersiapkan lingkungan yang subur untuk kedatangan (Imam) Mahdi yang ditunggu dan mereka harus mengendalikan dunia Muslim,” lanjut Mohammed yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Saudi.
Baca: Musibah Mina Simpang Siur, 300 Jamaah Iran Dinilai Langgar Jadwal Lempar Jumrah
Di bawah konstitusi Iran sejak revolusi 1979, pemimpin tertinggi negara tersebut adalah wakil duniawi Imam Mahdi sampai sosok sang imam tersebut kembali.
Pangeran Mohammed juga mengomentari laporan bahwa setelah dua tahun intervensi militer Saudi dan sekutunya di Yaman, kelompok Houthi yang bersekutu dengan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh masih mengendalikan sebagian besar wilayah Yaman dengan senjata yang melimpah.
”Kami bisa mencabut habis Houthi dan Saleh dalam hitungan hari,” klaim Mohammed. Namun, dia menolak menjelaskan strategi untuk mengalahkan kelompok Houthi.
Banyak kalangan ahli mengatakan, perang Yaman yang telah berlangsung lebih dari dua tahun kini mencapai jalan buntu. Arab Saudi belum berhasil mengusir pemberontak Syiah Houthi yang didukung Iran dari Sana’a dan sejumlah kota besar lainnya.
Disinggung akan hal itu, Pangeran Muhammad menegaskan pemberontak Syiah Houthi dapat diberantas dalam hitungan hari. Namun ia menjelaskan Arab Saudi hanya belum mengirim angkatan darat untuk merebut kembali ibu kota dan sejumlah kota besar lain. Terutama mengingat jika itu terjadi, maka akan menyebabkan kematian ribuan orang, baik di pihak tentara Saudi maupun warga sipil Yaman.
Baca:
“Waktu ada di pihak kami. Begitu pula dengan kesabaran,” ujar Menhan Arab Saudi tersebut.
Pangeran berusia 31 tahun yang ditunjuk oleh sang ayah, Raja Salman, sebagai pewaris takhta urutan kedua itu juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan Arab Saudi. Pangeran Muhammad juga mengendalikan keterlibatan Saudi dalam perang di Yaman melawan pemberontak Syiah yang didukung Iran.
Tidak hanya berwenang dalam urusan keamanan, Pangeran Muhammad juga mengawasi sektor ekonomi dan berada di balik program-program yang cukup radikal untuk merombak ekonomi Saudi.*