Hidayatullah.com–Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan melakukan serangkaian pembicaraan melalui telepon terkait perkembangan terbaru Qatar di Semenanjung Arab.
Erdoğan melakukan pertemuan melalui telepon dengan Emir Qatar Sheikh Al Sani, Presiden Rusia Vladimir Turki, Emir Kuwait Sheikh Al Sabah dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz terkait perkembangan Qatar.
Dalam perbincangan yang menunjukkan pentingnya keamanan dan kestabilan di rantau ini, ditekankan pentingnya memilih jalan diplomasi dan dialog untuk meredakan ketegangan semasa.
Presiden Erdoğan menyatakan bahawa dirinya akan terus melakukan pertemuan-pertemuan dalam kasus ini. Sementara itu, Presiden Erdoğan juga melakukan perbincangan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
”Para pemimpin membuat panggilan kepada semua pihak-pihak yang terlibat untuk berdialog dalam usaha untuk mencapai keputusan demi melindungi kedamaian dan kestabilan di rantau Teluk Parsi,’ tulis Dalam satu pernyataan dari Kremlin dikutip TRT.
Baca: Turki Siap Memfasilitasi Negara yang Berseteru dengan Qatar Berdialog
Dalam pernyataan itu juga menyatakan bahawa kedua-dua pemimpin negara telah bersetuju untuk meneruskan usaha bersama untuk mewujudkan kawasan pengurangan ketegangan di Suriah.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Mevlüt Çavuşoğlu mengatakan merasa sangat sedih terkait 7 negara yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
“Seharusnya dialog diteruskan walau apapun yang terjadi, karena dialog dapat mengatasi masalah yang ada secara aman. Kami merasa sedih dengan kondisi tersebut. Kami akan melakukan yang terbaik untuk normalisasi kondisi, ” katanya dalam sebuah konferensi pers.
Sebelumnya pada hari Senin Arab Saudi disusul Bahrain,Bahrain, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Yaman, Libya dan Maladewa mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Baca: Qatar Buka Suara Pasca Pemutusan Hubungan Diplomatik Negara Teluk
Juru bicara Presiden Recep Tayyip Erdogan, Ibrahim Kalin menyerukan Negara-Negara Teluk untuk berdialog dan bernegosiasi. Langkah ini penting untuk mencari jalan keluar dalam krisis diplomatik di kawasan tersebut.
“Negara anggota GCC di mana Turki menjadi mitra strategisnya, harus menyelesaikan masalah mereka dengan negosiasi, dialog, dan komunikasi,” ujar Kalin.
Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Numan Kurtulmuş dalam sebuah pernyataan di Ankara hari Senin (05/06/2017) mengatakan upaya Turki untuk menemukan solusi dengan membuka semua saluran diplomatik dengan Doha.
“Sebagai Turki, kita ikut bertanggung jawab dan ini bagian dari kita,” tambahnya dikutip Hurriyet Daily News.*/Nashirul Haq AR