Hidayatullah.com—Tunjangan bulanan Pangeran Laurent ditangguhkan selama setahun, demikian keputusan parlemen federal Belgia. Parlemen juga memangkas 15% dari tunjangannya yang mencapai 307.000 euro (sekitar 5,2 miliar rupiah) setahun.
Sanksi itu diberikan kepada adik Raja Philippe itu setelah dia menghadiri sebuah acara di Kedutaan China tahun lalu tanpa izin dari pemerintah Belgia, dengan mengenakan seragam lengkap angkatan laut. Padahal sebelumnya, PM Belgia Charles Michel sudah memperingatkan agar Laurent meminta izin kementerian luar negeri dahulu sebelum melakukan aktivitas diplomatik apapun. Namun, bangsawan itu rupanya tidak mengindahkan peringatan tersebut. Dia tetap pergi ke Kedubes China, bahkan memajang di Twitter fotonya ketika di sana., lapor BBC Jumat (30/3/2018).
Sebelum parlemen mengambil keputusan lewat pemungutan suara, Pangeran Laurent menulis surat panjang penuh perasaan kepada parlemen. Dalam suratnya dia mengatakan bahwa, sebagai seorang anggota keluarga kerajaan, dia tidak bisa bekerja mencari nafkah.
“Tunjangan ini, pemangkasannya yang sedang dibahas akibat pengaruh politik dan media, nilainya sama dengan hidup saya,” kata Laurent.
Pangeran berusia 54 tahun itu mengatakan keluarga kerajaan selalu menjegal upayanya untuk mandiri secara finansial.
“Saya bahkan harus meminta izin untuk menikah, dan bahkan sekarang saya harus membayar [kesalahan] saya karena memilih seorang wanita yang saya cintai yang tidak memiliki gelar bangsawan atau harta,” tulisnya dalam 3 lembar surat pembelaan diri.
Pangeran Laurent mendapat julukan ‘Pangeran Degil’ karena sebagian tindak-tanduknya yang dianggap melanggar aturan.
Kehadirannya di perayaan ke-90 tahun militer China di Kedubes China di Brussels bukan pelanggaran pertama yang dilakukannya. Dia diketahui memiliki sejumlah catatan pelanggaran kecepatan berkendara di jalan raya.
Pangeran Laurent juga pernah disemprit karena menghadiri pertemuan dengan mendiang Muammar Qadhafi di Libya. Pada tahun 2011 dia melakukan kunjungan tanpa izin ke Republik Demokratik Kongo, bekas koloni Belgia.
Meskipun demikian, Laurent juga dipandang sebagai sosok yang menyenangkan, lapor AFP. Pencinta binatang itu pernah mengaku dirinya berharap dapat bercakap-cakap dengan oktopus atau lalat.*