Hidayatullah.com—Dalam pertemuan Uni Afrika, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia (World Bank) di Sharm El Sheikh, Ahad (05/08/2018), Menteri Keuangan Mesir memperlihatkan reformasi ekonomi Mesir dan berkomitmen mempromisikan pembangunan kawasan Afrika.
Dalam pertemuan yang dihadiri 40 Negara Afrika dan non Afrika ini, Pemerintah Mesir mengklaim telah mengimplementasikan program reformasi ekonomi sejak 2016 silam untuk mencapai pertumbuhan yang terus berkelanjutan, meningkatkan iklim bisnis, mendukung jaringan perlindungan sosial, dan menghadapi tantangan-tantangan yang telah dihadapi oleh perekonomian Mesir sejak berpuluh-puluh tahun.
Reformasi ini diklaim bertujuan untuk mendukung sektor privat, yaitu menciptakan lapangan kerja dan memperkuat pribadi para pemuda dan pemudi Mesir.
“Pemerintah Mesir menargetkan pencapaian angka pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen selama periode fiskal 2021-2022, dimulai dengan penawaran proposal pemerintah kepada 23 perusahaan,” papar Menteri Keuangan Mesir dalam pernyataannya di pertemuan yang didukung Presiden Abdul Fattah al Sisi ini.
Ia juga menekankan adanya peraturan dan prosedur yang mendukung perekonomian Mesir, yang meliputi penyelesaian permasalahan pajak, pengawasan insentif pajak untuk perusahaan kecil dan menengah, serta penyatuan peraturan perpajakan dan peningkatan layanan pembayaran pajak elektronik yang masuk dalam kerangka awal untuk mendukung pembayaran elektronik.
Pertemuan juga membahas ekspor di Negara Benua Afrika dalam Rantai Nilai Global (GVC), tulis Egypt News Agency (ENA).
Baca: Pesan As-Sisi pada Rakyat Mesir: “ Bersabarlah Kalian anak Melihat Keajaiban”
Dikutip KUNA, Perdana Menteri Mesir, Dr Mostafa Madbouly, konferensi ini juga berfokus membahas kebijakan ekonomi Afrika, juga hubungan Bank Dunia dan IMF untuk memperbaiki pembangunan politik, investasi dan keuangan.
Tahun lalu, Dana Moneter Internasional ( IMF) menyetujui pencairan pinjaman sebesar 2 miliar dolar AS atau Rp 27 triliun kepada Mesir, dengan total utang 6 miliar dolar AS atau Rp 81,2 triliun, dari total 12 miliar dolar AS dalam program pinjaman tiga tahun.
Dewan IMF memutuskan untuk mengucurkan dana segar kepada Mesir sejak kesepakatan November 2016, ketika tim dari lembaga yang pernah membuat ekonomi Indonesia terpurik ini memuji kemajuan reformasi ekonomi negara tersebut.*/Ja’far Auzan Muzakki