Hidayatullah.com—Seorang pria China yang memalsukan kematiannya untuk mendapatkan uang asuransi akhirnya menyerahkan diri ke polisi, setelah istrinya bunuh diri bersama dua anak mereka.
Pria berusia 34 tahun itu dianggap sudah meninggal dunia setelah mobilnya ditemukan di dalam sebuah sungai, meskipun mayatnya tidak pernah ditemukan.
Pria ini rupanya tidak menceritakan kepada istrinya perihal rencana “kematiannya” tersebut. Si istri meyakini suaminya itu sudah mati.
Wanita malang itu lantas melompat ke dalam sebuah telaga bersama anak-anak mereka, setelah meninggalkan pesan bunuh diri di internet.
Pria tersebut, yang menurut polisi bermarga He, menyerahkan diri ke kepolisian di wilayah Xinhua di Provinsi Hunan hari Jumat pekan lalu, lansir BBC Rabu (17/10/2018).
Pria tersebut ditahan dengan tuduhan melakukan penipuan asuransi dan sengaja merusak properti, kata Kepolisian Xinhua dalam pernyataannya lewat media sosial WeChat.
Pada awal September, He membeli asuransi jiwa senilai satu juta yuan ($145.000) tanpa sepengetahuan istrinya, kata polisi.
Menurut stasiun radio milik pemerintah Suara China, istrinya ditulis sebagai ahli waris penerima asuransi tersebut jika dirinya meninggal dunia.
Pada 19 September, He menggunakan sebuah mobil pinjaman untuk menghilangkan nyawanya dengan skenario kecelakaan lalulintas, kata polisi. Dia juga diketahui memiliki utang lebih dari 100.000 yuan.
Pada 11 Oktober, mayat istrinya yang berusia 31 tahun dan putranya berusia 4 tahun dan putrinya yang berusia 3 tahun ditemukan di sebuah telaga dekat rumah mereka, lapor Suara China.
Menurut pesan bunuh diri yang dipublikasikannya di WeChat, istri pria itu mengaku ingin pergi menemani suaminya ke alam baka, seraya menegaskan bahwa hal yang dia inginkan hanyalah mereka berempat selalu bersama sebagai satu keluarga.
He menyerahkan diri kepada pihak kepolisian satu hari setelahnya.
Dalam rekaman video yang disebarkan secara online, He tampak menangis dan mengaku meminjam uang hanya untuk membiayai pengobatan putrinya yang menderita epilepsi.
Insiden itu menimbulkan perbincangan seru warganet di seantero China perihal tekanan finansial dan masalah-masalah keluarga.*