Hidayatullah.com–Perdana Menteri Libya mengatakan bahwa negaranya diharapkan dapat mengekstradisi ke Inggris saudara lelaki dari pelaku bom Manchester sebelum akhir tahun ini.
Dua puluh dua orang tewas dalam aksi bom bunuh diri di lokasi konser Manchester Arena 18 bulan silam.
Pelakunya Salman Abedi, warga Inggris yang orangtuanya berasal dari Libya, tewas dalam aksi itu. Namun, saudara lelakinya Hashem ditahan di Libya.
Hesham dituduh terlibat, dan Kepolisian Manchester memburunya dengan tuduhan pembunuhan, percobaan pembunuhan, dan konspirasi untuk melakukan peledakan.
PM Libya Fayez Al-Sarraj memgatakan kepada BBC Rabu (14/11/2018) bahwa negaranya berusaha melengkapi proses legal yang untuk pengekstradisiannya dan memahami penderitaan yang dialami keluarga korban.
Awal November tahun 2017, Ahmed Ben Salem, jubir untuk Pasukan Penjera Khusus yang berperan sebagai kepolisian dalam pemerintahan dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Tripoli, kepada AFP pernah mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengekstadisi Hashem Abedi.
Salem mengatakan bahwa Libya tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Inggris dan bahwa urusan Abadi berada di tangan pihak kejaksaan agung yang bertanggung jawab terhadap investigasi kasusnya, lapor AFP (3/11/2017)
Menurut Pasukan Khusus Penjera, yang berada di bawah kementerian dalam negeri pemerintahan Libya di ibukota Tripoli, Hashem Abedi mengaku berada di Inggris di saat serangan di Manchester Arena itu sedang dipersiapkan dan dia “sepenuhnya mengetahui detil operasi teroris itu.”*