Hidayatullah.com–Perubahan iklim memainkan peran penting dalam percepatan penenggelaman wilayah daratan negara Belanda lebih dari dugaan selama ini, kata para peneliti.
Sebuah tim dari Delft University of Technology membuat kesimpulan setelah mempublikasikan angka penyurutan tanah secara nasional itu untuk pertama kalinya.
Mereka menggunakan data GPS dan radar serta perangkat pengukuran gravitasi untuk membuat peta daerah mana saja yang tanahnya mengalami penyurutan.
Hasil pengukuran menunjukkan, contohnya, kota Gouda di bagian barat rata-rata setiap tahun tenggelam 3 milimeter.
“Kami sudah memompa air selama 400 tahun untuk pertanian dan memelihara hewan ternak di daratan kering, dan akibatnya tanah menjadi turun hingga di bawah permukaan laut,” kata Ramón Hanssen, profesor geodesi dan observasi bumi dari universitas itu kepada koran terkemuka Spanyol El Pais seperti dilansir Euronews Kamis (22/11/2018).
“Kami sebelumnya sudah mengetahui hal ini, tetapi dengan peta baru ini kami dapat melihat jelas bahwa bagian barat negeri ini, yang terbentuk dari tanah lempung dan gambut, jenis lahan yang terakhir itu menghilang akibat pengambilan air tanah secara terus-menerus dalam periode yang lama, tanah itu teroksidasi ketika kontak dengan udara dan mengeluarkan emisi CO2.”
“Apabila subsiden itu berlangsung dengan kecepatan seperti sekarang ini, itu artinya akhir dari lansekap yang menjadi ciri khas Belanda berupa padang rumput luas, sapi-sapi dan kincir angin atau akan mengakibatkan kerusakan besar pada bagian pusat-pusat kota yang bersejarah,” papar Hanssen.
Universitas itu juga mengatakan bahwa cuaca kering belakangan ini ikut mempercepat proses subsiden tanah.
Badan Asesmen Lingkungan Hidup Belanda memperkirakan subsiden tanah yang terjadi di negeri kincir angin itu akan menimbulkan kerugian €22 miliar pada tahun 2050.*