Hidayatullah.com—Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengkritik unjuk rasa kaum vegetarian sebagai “memalukan dan tidak sesuai dengan bangsa Australia” setelah puluhan orang ditangkap dalam demonstrasi yang terjadi di sejumlah negara bagian.
Hari Senin (8/4/2019), para aktivis menyerbu rumah-rumah jagal dan merantai diri mereka sendiri guna memprotes industri perdagingan, lansir BBC.
Lebih dari 100 pengunjuk rasa juga memblokir salah satu perempatan jalan utama di kota Melbourne, sebelum akhirnya dibubarkan paksa oleh petugas.
PM Morrison mengatakan unjuk rasa kaum itu mengancam kehidupan petani.
“Ini merupakan salah satu bentuk aktivisme yang menurut saya bertentangan dengan kepentingan nasional, dan kepentingan nasional itu adalah [petani] dapat bertani di lahannya sendiri,” kata PM Morrison dalam wawancara dengan stasiun radio 2GB.
Dia kemudian menyeru pihak berwenang negara bagian agar “mengerahkan seluruh aparat hukum … guna menghadapi para kriminal kerah hijau ini.”
Australia merupakan negara konsumen daging perorang terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat, menurut World Economic Forum.
Industri ternak hewan pedaging di negeri kangguru itu mencakup 40% hasil pertanian keseluruhan.
Unjuk rasa yang digelar di negara bagian Victoria, New South Wales dan Queensland itu ditujukan untuk menggugah kepedulian masyarakat perihal perlakuan terhadap hewan dan etika mengkonsumsi daging.
“Kami ingin orang-orang menjadi vegetarian – kami ingin orang berhenti mendukung penyiksaan hewan,” kata salah seorang aktivis, Kristin Leigh, kepada Australian Broadcasting Corp.
Polisi mengatakan 38 pengunjuk rasa ditangkap di Melbourne. Sembilan orang lainnya ditangkap di sebuah rumah jagal di Goulburn, 168km arah selatan Sydney, setelah merantai diri mereka sendiri di mesin pemotong hewan.
Australian Meat Industry Council (AMIC) mengatakan toko-toko daging kerap mendapat serangan dari aktivis vegetarian.
“Ini harus dihentikan dan diakhiri sekarang juga. Kita perlu melihat 99% rakyat Australia yang biasa dan ingin mengkonsumsi produk daging merah,” kata pimpinan eksekutif AMIC Patrick Hutchinson.
Konsumsi daging global meningkat tajam kurun 50 tahun terakhir.
Produksi daging saat ini hampir lima kali lebih tinggi dibanding awal tahun 1960-an, dari 70 juta ton menjadi lebih dari 330 juta ton di tahun 2017, menurut proyek Our World in Data.*