Hidayatullah.com-Lembaga hak asasi manusia, Amnesty International menyerukan diakhirinya ‘penumpasan brutal’ terhadap peserta demonstrasi anti-pemerintah di Iran, melaporkan sudah 106 kematian dalam aksi di 21 kota.
Hari-hari aksi demonstrasi di Iran yang menolak kenaikan harga bahan bakar (BBM) dan tindakan keras pemerintah selanjutnya telah menyebabkan tewasnya lebih dari 100 orang di seluruh negeri, menurut kelompok hak asasi Amnesty International.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa (19/11) organisasi yang berbasis di Inggris itu menuduh pasukan keamanan Iran telah menggunakan “kekuatan yang berlebihan dan mematikan” untuk mematahkan aksi demonstrasi sejak dimulai pada hari Jumat.
“Setidaknya 106 pemrotes di 21 kota telah tewas, menurut laporan yang dapat dipercaya,” kata Amnesty. “Jumlah kematian sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dengan beberapa laporan menunjukkan sebanyak 200 orang telah terbunuh,” katanya dikutip Al Jazeera.
Baca: Iran Terus Bergolak: Tiga Aparat Keamanan Ditikam, Internet Dimatikan
Masih belum ada reaksi langsung dari pemerintah Iran terhadap perkiraan jumlah korban tewas ini.
Tetapi kantor berita ISNA melaporkan Senin malam bahwa tiga anggota pasukan keamanan Iran dibunuh oleh “perusuh” di dekat ibu kota, Teheran.
Raha Bahreini, peneliti Amnesty dan Hak Asasi Manusia di Iran, mengatakan jumlah kematian mereka didasarkan pada informasi yang diterima dari akun saksi di lapangan, aktivis hak asasi manusia di dalam negeri, serta jurnalis dan sumber terpercaya di luar negeri.
“Informasi yang kami peroleh menunjukkan pola mengerikan pembunuhan tidak sah di seluruh negeri,” katanya kepada Al Jazeera dari London.
“Informasi yang kami terima sejauh ini menunjukkan bahwa dalam pola yang konsisten dengan praktik masa lalu, pasukan keamanan bahkan menolak untuk mengembalikan tubuh banyak korban yang tewas pada keluarga mereka, atau memaksa keluarga untuk menguburkan orang yang mereka cintai dalam keadaan terburu-buru dan tanpa otopsi independen, yang tentu saja bertentangan dengan hukum dan standar internasional. ”
Baca: Protes Kenaikan BBM Marak, Ali Khamenei justru Setuju Naikkan Harga
Melalui akun @AlinejadMasih, aktivis HAM Iran, Alinejad Masih berbagi foto dan video yang tak dimuat di media massa.
“Video lain yang memilukan dari #IranProtests. Hatiku hancur. Di mana @cnni, @BBCWorld, @NBCNews, @ FRANCE24 & lainnya? 1) Wartawan di Iran tidak diizinkan meliput protes, 2) Orang Iran tidak dapat lagi mengirimkan rekaman kepada kami karena penutupan internet, 3) Lebih dari 106 orang tewas, “ tulisnya melalui Twitter.
Another heart-breaking video from #IranProtests. My heart is broken. Where are @cnni, @BBCWorld, @NBCNews, @FRANCE24 & others?
1) Journalists in Iran aren't allowed to cover protests
2) Iranians can no longer send us footage due to internet shutdown
3) More than 106 people dead pic.twitter.com/wOsoefFijy
— Masih Alinejad 🏳️ (@AlinejadMasih) November 19, 2019
Aksi protes di Iran terjadi di seluruh wilayah di Iran sejak Jumat (15/11), dipicu kebijakan kenaikan harga BBM.
Aksi massa merembet di lebih 100 kota, antara lain di Sirjan, Abadan, Ahvaz, Bandar Abbas, Birjand, Gachsaran, Khoramshahr, Mahshahr, Mashhad, Yazd, dan Shiraz.
Unjuk rasa ini sebagai respons keputusan pemerintah menaikkan harga bensin 50 persen untuk 60 liter BBM pembelian pertama. Sementara kenaikan 300 persen berlaku untuk pembelian selanjutnya dalam kurun satu bulan.*