Hidayatullah.com–Berkaitan dengan meningkatnya pengaduan dan keluhan yang dialami penganut berbagai agama, sebuah badan federal AS baru-baru ini mempublikasikan buku pengaduan yang isinya adalah sejumlah perlakuan diskriminasi agama di tempat kerja.
US Equal Employment Opportunity Commission mengeluarkan buku pedoman tersebut setelah berkonsultasi dengan berbagai kelompok agama, para pimpinan perusahaan, dan organisasi kelompok pekerja. Jumlah pengaduan yang berkaitan dengan diskriminasi agama yang dilaporkan ke badan federal ini meningkat dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir.
"Tujuannya adalah untuk mempromosikan kepatuhan secara sukarela, agar setiap orang tahu tentang hukum yang berlaku," ujar David Grinberg, jubir untuk badan federal itu. "Kami ingin menghentikan diskriminasi sebelum itu dimulai."
Buku pedoman yang baru ini menyediakan berbagai usaha perlindungan untuk para pekerja yang meminta waktu istirahat agar bisa melaksanakan ibadah. Buku pedoman ini juga melindungi para pekerja yang agamanya mengharuskan mereka untuk memakai pakaian khusus seperti jilbab yang biasa dipakai wanita Muslim.
Belakangan ini, umat Muslim di Amerika menghadapi peningkatan tajam perlakuan diskriminasi di tempat kerja. Bahkan jumlah kasus atau pengaduan dari warga Muslim mencapai jumlah tertinggi dibandingkan penganut agama besar lain di negeri Paman Sam ini.
Antara tahun 1997 hingga 2007, jumlah pengaduan diskriminasi yang diajukan warga Muslim meningkat dua kali lipat, dari 398 menjadi 907 kasus. Jumlah ini meningkat hingga 1.555 kasus pada 2002 lalu, usai serangan berdarah 2001 lalu.
Sekalipun pengaduan yang berkaitan dengan diskriminasi agama meningkat 13 persen secara nasional pada 2007, penganut Yahudi dan agama Advet Hari-Ketujuh justru mengalami penurunan kasus pengaduan diskriminasi selama satu dekade terakhir. Sedangkan penganut Katolik dan Protestan hanya mengalami kenaikan bertahap. [iol/htb/hidayatullah.com]