Hidayatullah.com–Italia memperluas kebijakan karantina coronavirus, yang mencakup larangan mengadakan kerumunan publik, ke seluruh wilayahnya.
Perdana Menteri Giuseppe Conte mengatakan bahwa orang hanya diperbolehkan bepergian untuk bekerja atau kepentingan keluarga yang mendesak.
Dia mengatakan kebijakan tersebut, yang berlaku mulai hari Selasa (10/3/2020), ditujukan untuk melindungi anggota masyarakat yang paling rentan, lansir BBC.
Hari Senin, angka kematian coronavirus di Italia naik 97 menjadi 463. Italia merupakan negara yang paling parah terpapar coronavirus setelah China. Jumlah infeksi terkonfirmasi juga naik dari 7.375 menjadi 9.172 pada hari Ahad menurut data resmi.
Dalam pidato hari Senin yang disiarkan televisi, PM Conte mengatakan kebiasaan orang Italia harus berubah dan hal yang terbaik bagi warga saat ini adalah tetap tinggal di rumah masing-masing.
“Kita mengalami pertumbuhan sangat banyak dalam infeksi … serta kematian,” ujarnya.
“Kita semua harus berkorban demi kebaikan Italia. Kita harus melakukannya sekarang dan kita hanya akan sanggup apabila semua berkolaborasi dan menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan yang lebih diperketat ini,” imbuhnya.
“Oleh karena itu saya memutuskan untuk memberlakukan kebijakan yang lebih ketat dan tegas untuk meredam penyebaran [virus] … dan melindungi kesehatan seluruh rakyat.”
PM Italia itu menambahkan bahwa semua acara olahraga, termasuk laga sepakbola, dihentikan sementara di seluruh penjuru negeri.
Dalam wawancara sebelumnya dengan koran La Repubblica Conte mengatakan tentang wabah tersebut,
“Di masa-masa sekarang ini saya jadi teringat pidato [Winston] Churchill, ini adalah masa terkelam bagi kita, tetapi kita akan dapat melaluinya.”
PM Conte menyebut kebijakan ini sebagai “Saya tinggal di rumah”, yang mana orang dilarang berkumpul dalam jumlah besar.
“Tidak ada lagi kehidupan malam, kita tidak bisa lagi membiarkannya sebab itu peluang terjadinya penularan,”
Pembatasan itu sama dengan yang sudah diberlakukan lebih dulu di wilayah Lombardy dan 14 provinsi lain.
Pemerintah mengatakan hanya mereka yang memiliki pekerjaan pasti atau alasan keperluan keluarga mendesak yang diperbolehkan untuk bepergian.
Penumpang pesawat yang akan terbang (kecuali pengunjung sementara) dan yang mendarat diharuskan menjelaskan keperluan mereka.
Di stasiun-stasiun kereta dilakukan pemeriksaan suhu tubuh.
Kapal-kapal pesiar dilarang berlabuh di berbagai pelabuhan Italia.*