Hidayatullah.com–Mantan bintang sepak bola Fred Oumar Kanoute telah mengumpulkan 1 juta AS dolar (11,5 milyar) dalam kampanye penggalangan dana untuk membangun masjid pertama dan pusat kebudayaan di Seville, Spanyol, dalam 700 tahun terakhir lapor Al Jazeera. Kanoute, seorang Muslim kelahiran Prancis dengan latar belakang Mali yang sebelumnya bermain untuk Sevilla FC. Ia memulai kampanye itu setahun lalu di LaunchGood, sebuah platform penggalangan dana yang berfokus pada masyarakat Muslim dunia.
“Terima kasih dan semoga Allah membalas anda semua yang berpartisipasi dalam kampanye ini,” Kanoute dalam aku twitter Selasa lalu.
Olga Torres, anggota departemen Studi Islam dan Arab di Universitas Seville, mengkonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa tidak ada masjid yang dibangun khusus di kota itu dalam “hampir 800 tahun”. Masjid Kanoute 4 Seville akan mengumpulkan dana tambahan yang dihimpun pada 27 Mei. Perkiraan biaya proyek mendekati 12 juta euro (13,1 juta AS Dolar).
Tahun lalu, Kanoute bekerja sama dengan Yayasan Masjid Seville (SMF).
“Ketika saya tiba di sana [Seville], sangat sulit untuk menemukan masjid. Saya harus bertanya kepada orang-orang,” Kanoute, yang masuk Islam pada usia 20, mengatakan kepada Al Jazeera.
Komunitas Muslim Seville adalah “campuran yang indah” termasuk mualaf Spanyol, Muslim Spanyol generasi kedua, dan orang-orang berlatar belakang Aljazair, Maroko, Senegal, dan Mali, katanya. Spanyol diperkirakan memiliki dua juta Muslim, dengan sekitar 30.000 tinggal di Seville.
Pada tahun 2007, Kanoute, seorang pemenang Piala Spanyol dan UEFA, membeli sebuah musalla, atau ruang sholat, di Seville yang hampir ditutup setelah kontrak tempat tersebut ditetapkan berakhir. Kanoute sebelumnya menggambarkan ruang itu sebagai “masjid sementara”.
Proyek 1juta AS Dolar berjanji akan lebih besar dan lebih permanen.
“Dia adalah sosok yang sangat dihormati di Seville tidak hanya karena sepak bola tetapi bagaimana dia sebagai pribadi,” Ibrahim Hernandez, direktur SMF, mengatakan kepada Al Jazeera. “Ketika Anda memiliki seseorang seperti Umar di samping Anda, orang ingin mendengar cerita Anda, mereka ingin tahu tentang Anda, apa yang Anda lakukan,” tambahnya.
Selain mengadakan sholat, masjid dan pusat kebudayaan mengadakan lokakarya untuk masyarakat setempat tentang hal-hal seperti persalinan, seni Andalusia, dan memasak. Klinik kesehatan yang menyediakan perawatan dasar untuk penduduk setempat juga rencananya dibangun di sana, bersama dengan kelas bahasa Arab dan Al-Quran untuk anak-anak.
“Sebuah masjid untuk kaum muda, anak-anak dan Muslim generasi pertama, kedua dan ketiga sangat penting untuk identitas mereka, dan memahami [agama] mereka,” Abdiya Meddings, seorang wirausahawan Inggris dan penduduk Seville, mengatakan kepada Al Jazeera.
Ruang sholat yang ada di Seville biasanya kecil, katanya, khususnya di ruang bawah tanah.
“Sementara sebagian besar wanita tidak pergi ke [sholat Jumat], ruang wanita di musalla tetap saja penuh,” kata Meddings, mantan guru Quran.
Dia biasanya mengajar anak-anak berumur lima hingga 13 tahun, namun ruang itu seringkali penuh karena permintaan yang meningkat. Dia mengatakan meskipun menjadi daya tarik wisata utama bagi umat Islam, sebagian karena sejarah Islam sejak abad ke-8, sulit untuk menemukan tempat sholat di Seville.
“Di sini di Seville, [ruang-ruang doa] yang saya tahu hampir seperti tersembunyi,” katanya. “Pengunjung datang ke Seville dan mereka tidak dapat menemukannya.
“Penting bagi mereka [para wisatawan] bertemu Muslim kota ini, dan memiliki ruang untuk itu. Tidakkah Allah menciptakan kita bersuku-suku sehingga kita dapat mengenal satu sama lain?”
Di tengah meningkatnya Islamofobia di seluruh Eropa, penyelenggara proyek masjid Seville berharap untuk mengatasi prasangka. Partai sayap kanan Spanyol Vox menuntut penutupan apa yang disebutnya sebagai “masjid-masjid fundamentalis” dan menyerukan penangkapan dan deportasi “imam ekstremis”.
Hernandez mengatakan: “Salah satu tujuan yang kami miliki … adalah untuk mengubah persepsi orang-orang tentang Islam,” katanya. “Segera setelah kami melakukan kontak dekat dengan orang-orang, kami dapat membantu menambah pengetahuan mereka tentang Islam,” tambah Hernandez.
Meddings mengatakan masjid akan membantu dalam “menormalkan umat Islam” di kota.
“Kita bisa mengatakan lihat … kita tidak mencoba untuk memasukkan anda ke dalam Islam, datang temui kami, temui anak-anak kami, mereka sama seperti kamu, mari kita merayakan Idul Fitri bersama-sama.”*