Hidayatullah.com—Seorang pria warga Suriah mengetahui bahwa putranya disiksa dan dibunuh oleh rezim Bashar al-Assad dari sebuah foto di internet. Ismail Elhani yang berasal dari provinsi Idlib belum menerima kabar dari putranya Mohammed sejak rezim menangkapnya pada 2011.
Sang ayah mengkonfirmasi kematian putranya yang hilang melalui foto yang dibagikan di internet. “Seperti yang Anda tahu, undang-undang Caesar baru-baru ini keluar. Penduduk desa… datang kepadaku dan menunjukkan laman yang menerbitkan foto-foto itu. Aku juga mengidentifikasi anakku Muhammed di antara foto-foto yang diterbitkan. Hatiku berdarah melihat kematian putra saya Muhammad. Putra saya meninggal karena disiksa,” kata Elhani dikutip laman Anadolu Agency.
Ratusan ribu warga Suriah mulai mencari kerabat mereka setelah AS mengadopsi UU Caesar, sebuah undang-undang yang menjatuhkan sanksi pada rezim Suriah untuk kejahatan perang. Keluarga yang telah lama menyerah untuk mencari kerabat mereka yang hilang mengklik laman website di mana foto-foto korban penjara di penjara rezim yang tewas dipajang.
Adik Mohammed, Ahmet Elhani juga mengungkapkan kesedihannya atas kematian saudaranya itu. Nama Caesar diambil dari seorang fotografer forensik militer dengan nama sandi “Caesar” yang membocorkan foto-foto orang yang disiksa sampai mati di penjara Assad pada tahun 2014.
Foto-foto yang diambil oleh “Caesar” pertama kali diterbitkan oleh Anadolu Agency pada tahun 2014 dan membuat dampak yang luar biasa secara global dalam pembuktian kejahatan perang yang dilakukan oleh rezim Assad, termasuk penyiksaan sistematis dan kelaparan hingga kematian para tahanan. Pada 18 Desember 2019, Senat AS mengadopsi rancangan undang-undang yang menetapkan sanksi tambahan terhadap orang dan organisasi yang membantu kegiatan rezim Assad dan para pendukungnya, termasuk Rusia dan Iran.
Pada 21 Desember, Presiden AS Donald Trump menandatangani Undang-Undang Perlindungan Sipil Caesar Suriah, yang termasuk dalam anggaran pertahanan 2020 negara itu.*